KEAJAIBAN DALAM DIRI MANUSIA


Bismillahirrohmanirrohim
Allah berfirman yang Artinya :
“Sesungguhnya kami Telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya” .

Mungkin sudah tidak asing lagi bagi kita ketika ada salah seorang dari kita atau mungkin orang lain menyebutkan 7 keajaiban dunia, mulai dari Ka’bah di Mekkah yang tiap tahunnya selalu dikerumuni oleh jutaan jiwa manusia tuk melengkapi rukun Islamnya, Piramida di Mesir yang juga selalu dipenuhi oleh para pengunjungnya dari berbagai negara, menara Eifel di Paris, Menara Pisa di Roma, Tembok Besar China, Tajmahal di India, dan tak lupa salah satunya ada dalam negeri kita tercinta Indonesia, Candi Borobudur yang sering kali dikunjungi oleh berbagai turis mancanegara ini yang mungkin sampai sekarang tidak diketahui dengan jelas dan pasti kapan dan oleh siapa bangunan itu mulai ada dan timbul.

Berbicara tentang keajaiban dunia, maka Allah-pun sesungguhnya telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sangat sempurna dan bahkan lebih dari makhluk-makhlukNya yang lain. Makhluknya yang bernama Malaikat misalnya, Allah ciptakan Malaikat dalam bentuk yang sempurna juga namun masih kurang dalam satu hal, yaitu nafu, yang menjadikannya tidak mampu untuk menciptakan sesuatu yang baru tapi juga tidak ada keinginan dalam diri Malaikat tuk menyalahi atau melanggar perintah Allah. Begitu juga halnya dengan makhlukNya yang bernama Jin ataupun syaitan, diciptakannya dalam bentuk bernafsu namun tidak berakal. Sehingga ada kalanya makhluk yang satu ini beriman kepadaNya dan adakala menyalahi dan melanggar perintah Allah.


Beda halnya dengan makhluknya terakhir yang diciptakanNya, manusia. Diciptakan oleh Allah manusia dalam bentuk dan rupa yang lebih dan sempurna dari makhluk-makhluk-Nya yang lain seperti telah dijelaskan oleh ayat diatas. Dikaruniain oleh Allah manusia akal, agar bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk, mana yang pantas dan mana yang tidak pantas, mana yang harus dan wajib dikerjakan dan mana yang harus dan wajid dijauhi, dan pastinya masih banyak yang lain. diberikannya juga hawa nafsu sehingga manusia bisa berkembang dan mengembangkan dunia, maka timbullah penemuan-penemuan baru. Namun tidak jarang, dengan nafsu juga manusia mulai melupakan Allah, menganggap yang diperoleh adalah hasil usahanya semata.

Keajaiban yang Allah ciptan Allah kepada makhlukNya yang bernama manusia sungguh tidak diragukan dan tidak bisa di sangkal lagi kebenarannya, yang paling sering kita rasakan adalah keajaiban tuk bisa bersyukur dengan segala apa yang telah dikarunia olehNya; diberikan kita mata tuk melihat, telinga tuk mendengar, mulut tuk berbicara dan masih banyak yang lain. Allah berfirman yang artinya :
“Andaikan kamu bersyukur terhadap ni’mat yang telah Aku berikan, niscaya akan aku tambahkan ni’matmu, namun jikalau tidak maka ketahuilah sesungguhnya azabKu amatlah pedih”

Mari kita coba membuka kembali lembaran masa hidupnya salah seorang Nabi kita, seorang Nabi yang Ia adalah seorang pemimpin agama dan juga Ianya adalah seorang pimimpin umat (Ulama Plus Umara’), Sulaiman a.s. ketika beliau memimpin para kaumnya menuju suatu daerah, sebagian dari mereka berkuda dan sebagiannya lagi jalan kaki, bahkan diceritakan sebagian dari pengikutnya adalah bangsa Jin. Ditangan perjalanan beliau tiba-tiba mendengar teriakan pemimpin segerombolan semut “ wahai para bangsa semut, masuklah kalian semuanya kedalam rumah (lubang) kalian masing-masing karna sesungguhnya Sulaiman dan kaumnya tidak mengetahui keberadaan kita disini” kurang lebihnya seperti itu bunyi teriakan pemimpin semut. Mendengar suara itu Nabi Sulaiman dengan tegas juga berteriak dan memberikan perintah kepada kaum dan pengikutnya “ Berhenti…karna didepan kita ada segerombolan semut yang sedang kocar-kacil karna takut keinjak oleh kita”, seraya berkata : “ Ya Tuhanku, berikanlah aku ilham untuk tetap mensyukuri ni’matMu, yang telah Engkau anugrahkan kepadaku dan kepada kedua ibu bapakku, dan untuk mengerjakan amal sholeh yang Engkau ridhoi dan masukkanlah aku dengan rohmatMu kedalam golongan hamba-hambaMu yang sholeh”.

Kita lihat dan tela’ah bersama, dengan kelebihan yang beliau miliki tidak menjadikannya lalu kufur dan sombong, malah menjadikannya lebih bersyukur dan rendah diri (tawaddu). Inilah hamba Allah yang patut dan wajib kiranya kita contoh dan jadikan guru dalam kehidupan kita bermasayarakat dan bernegara.

Keajaiban lain yang mungkin dan memang ada dalam diri manusia adalah bisa merasakan apa yang ada, baik itu ni’mat maupun itu adalah sebuah cobaan yang harus kita jalani dan ambil hikmahnya. Bagi kita umat muslim, kejadian yang Allah berikan dan turunkan dalam diri kita adalah sebuah ujian ataupun cobaan. Tuk menguji sampai dimana iman yang amal yang kita miliki, mampu atau tidaknya kita menghadapinya, Namun dalam kejadiannya dikehidupan kita sehari-hari menganggap itu adalah azab dari Allah. Perlu kita ketahui kalau azab itu adalah diperuntukkan khusus untuk orang-orang yang tidak beriman kepada Allah, bukan untuk orang beriman ataupun Islam. Sedang untuk orang Islam sendiri telah kami jelaskan diatas, ia nya disebut denagn ujian ataupun cobaan.

Ada juga keajaiban lain yang Allah berikan kepada hambanya, keajaiban tuk bisa tersenyum ataupun tertawa. Sungguh luar biasa Allah menciptakan tawa dan canda ini dalam kehidupan kita sebagai hambanya. Dari sini lah kita melepaskan segala macam rasa kesat dan kusut yang selalu menyelimuti diri dan pikiran kita, melepas rasa lelah dan rapuh yang selalu membayang-bayangi.

Pun kita dikaruniakan tuk bisa mendengar apa saja yang ada disekitar kita, walaupun itu dalam bentuk yang sangat terbatas. Bukan berarti kita harus protes kepada Allah kenapa pendengaran yang agak berlebih itu hanya di berikan kepada hambanya yang bernama Nabi Sulaiman saja…?? Kembalikan segalanya kepada ayat sebelumnya : “Andaikan kamu bersyukur terhadap ni’mat yang telah Aku berikan, niscaya akan aku tambahkan ni’matmu, namun jikalau tidak maka ketahuilah sesungguhnya azabKu amatlah pedih”

Ada juga ni’mat atau keajaiban lain, yaitu keajaiban tuk bisa berbagi atau merasakan apa yang saudara-saudara kita rasakan. Tidak selalu kita diberikan atau dikaruniai oleh Allah ni’mat dan rezeki, adakalanya kita juga diberikan oleh Allah ujian berupa dipersulitkan-Nya jalan masuknya rezeki. Maka disinilah guna dan manfaatnya kehidupan bermasyarakat serta berkeluarga, tuk bisa kiranya ikut merasakan dan membantu satu sama lain yang sedang membutuhkan.

Dan mungkin keajaiban terakhir yang Allah karuniai untuk hambanya adalah rasa tuk bisa mencintai dan dicintai. Setiap dari kita, manusia; pasti akan merasakan bagaimana mencinta dan bagaimana dicintai. Karna cinta ini adalah Qudrotullah, yang memang dari sejak lahirnya sudah ada dan tertanam dalam diri tiap hamba. Lebih lengkapnya akan kita kita bahas masalah yang satu ini dalam topik atau pembahasan lain insya Allah : “ Antara Cinta dan Nafsu”, jangan lewatkan dan tetaplah bersama kami disini, masih di channel yang sama.



Category:

0 komentar:

Post a Comment

"Komentar anda sangat bermanfaat untuk perkembangan blog ini. Jangan lupa adab berkomentar, dan jangan buang waktu untuk spam. Terima Kasih!!!."