Showing posts with label 40 Hadist Nawawi. Show all posts
Showing posts with label 40 Hadist Nawawi. Show all posts
Muh yunan jihadillah
Dari Umar bin Khattab r.a. ia bercerita, "Ketika kami sedang duduk di dekat Rasulullah saw., tiba-tiba muncul seorang lelaki berpakaian putih, berambut hitam pekat, bekas jalannya tidak terlihat dan tidak seorang pun di antara kami yang mengenalinya. Ia duduk menghadap Nabi saw, lalu menyandarkan kedua lututnya ke lutut Nabi dan meletakkan kedua telapak tangannya di atas kedua paha Nabi sambil mengatakan, 'Wahai Muhammad! Terangkanlah kepadaku tentang Islam!' Rasulullah saw. menjawab, 'Islam adalah hendaklah engkau bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah, mendirikan salat, memberikan zakat, berpuasa di bulan Ramadan dan melakukan ibadah haji ke Baitullah, jika memenuhi syarat.' Ia mengatakan, 'Engkau benar!' Kami keheranan melihat dia bertanya sekaligus membenarkannya. Lebih lanjut ia mengatakan, 'Sekarang terangkanlah kepadaku tentang Iman!' Rasulullah saw. menjawab, 'Engkau beriman kepada Allah, kepada para malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, para rasul-Nya dan hari akhirat serta engkau beriman kepada baik dan jeleknya takdir.' Ia mengatakan, 'Engkau benar! Selanjutnya terangkan kepadaku tentang Ihsan!' Rasulullah saw. menjawab, 'Hendaknya engkau beribadah kepada Allah seakan-akan melihat-Nya, atau engkau beribadah kepada Allah dengan keyakinan bahwa Dia selalu melihatmu.' Orang itu kembali bertanya, 'Beritahukanlah kepadaku kapan terjadinya hari kiamat?' Rasulullah saw. menjawab, 'Orang yang ditanyai, sebenarnya tidak lebih mengetahui hal itu daripada penanya sendiri.' Orang itu mengatakan lagi, 'Kalau begitu beritahukanlah kepada saya tanda-tanda (terjadinya) hari kiamat!' Rasulullah saw. menjawab, 'Apabila budak perempuan melahirkan majikannya, engkau melihat orang-orang tidak bersandal, telanjang, papa dan penggembala kambing saling bersaing membangun gedung-gedung tinggi.' Kemudian orang itu berlalu, kami terdiam beberapa saat. Rasulullah saw. bertanya, 'Hai Umar! Tahukah engkau siapa yang bertanya tadi?' Umar menjawab, 'Allah dan Rasul-Nya lebih tahu.' Rasulullah saw. memberitahukan, 'Dia adalah Jibril, datang untuk mengajari kalian tentang agama Islam.'" [Riwayat Muslim]
Muh yunan jihadillah
Dari Abu Abdurrahman, Abdullah bin Umar r.a, berkata, "Aku telah mendengar Rasulullah saw. bersabda, 'Islam itu didirikan atas lima (fondasi): Bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan bahwasanya Muhammad itu Rasulullah, mendirikan salat, mengeluarkan zakat, naik haji ke Baitullah dan puasa bulan Ramadan.'" [Disepakati oleh Imam Bukhari dan Muslim]
عَنْ أبي عبد الرحمن عبد الله بْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا
قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بُنِيَ
الإِْسْلاَمُ عَلَى خَمْسٍ شَهَادَةِ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَأَنَّ
مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ وَإِقَامِ الصَّلاَةِ وَإِيتَاءِ الزَّكَاةِ وَالْحَجِّ
وَصَوْمِ رَمَضَانَ [متفق عليه]
Mutiara hadis:
- Pengenalan rukun-rukun Islam dan pengamalannya.
- Lima kewajiban ini adalah fardu ain untuk setiap muslim.
Muh yunan jihadillah
Dari Abu Abdurrahman, Abdullah bin Masud r.a, berkata: Rasulullah saw. yang benar dan ditepati janjinya oleh Allah bersabda: "Sesungguhnya seseorang dari kamu dikumpulkan kejadiannya dalam perut ibunya selama 40 hari berupa setetes air mani, kemudian menjadi segumpal darah selama itu pula, kemudian segumpal daging seperti yang demikian itu juga, yaitu 40 hari. Kemudian diutuskan kepadanya malaikat, lalu ditiupkan roh kepadanya dan diperintahkan menulis empat perkara: Rezekinya, ajalnya, amalannya, celaka dan bahagianya. Maka demi Allah yang tiada Tuhan selain Dia, sesungguhnya ada seseorang dari kalian yang selalu mengerjakan perbuatan penduduk surga sehingga jarak antara dirinya dengan surga hanya tinggal sehasta. Tetapi ternyata dia telah didahului oleh catatannya (suratan takdir) maka dia lalu melakukan perbuatan penduduk neraka, dan akhirnya masuk ke dalam neraka. Dan sesungguhnya seseorang dari kamu ada yang selalu mengerjakan amalan penduduk neraka sehingga jarak antara dirinya dengan neraka hanya sehasta saja. Tetapi karena dia telah didahului oleh catatannya maka dia lalu mengerjakan amalan penduduk surga, dan akhirnya masuk ke dalam surga. [Disepakati oleh Bukhari dan Muslim]
Muh yunan jihadillah
Dari Ummul Mukminin, Ummu Abdullah, Aisyah r.a. berkata: Rasulullah saw. bersabda, "Barang siapa yang mengada-adakan sesuatu dalam agama kami ini maka akan ditolak." [Disepakati oleh Imam Bukhari dan Muslim] Dalam riwayat yang lain oleh Imam Muslim: "Barang siapa melakukan suatu amalan yang tidak mempunyai dasar dalam agama kami, akan ditolak"
عَنْ أم المؤمنين عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ قَالَ
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ أَحْدَثَ فِي أَمْرِنَا
هَذَا مَا لَيْسَ فِيهِ فَهُوَ رَدٌّ [متفق عليه] وَفِي رِوَايَةٍ
لِمُسْلِمٍ: مَنْ عَمِلَ عَمَلاً لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ
Mutiara hadis:
- Anjuran untuk mengikuti sunah dan ancaman bagi pembuat bidah.
Muh yunan jihadillah
Dari Abu Abdullah Nukman bin Basyir r.a. berkata: Saya pernah mendengar Rasulullah saw. bersabda: "Sesungguhnya yang halal itu jelas dan yang haram itu juga jelas. Di antara keduanya terdapat perkara-perkara yang syubhat (tidak terang halal atau haramnya) yang tidak diketahui oleh kebanyakan orang. Orang yang memelihara dirinya dari perkara-perkara yang syubhat itu adalah seperti orang yang melindungi agama dan kehormatan dirinya dari kekurangan dan cela. Orang yang tergelincir ke dalam perkara syubhat itu akan tergelincir masuk ke dalam perkara haram. Laksana seorang penggembala di pinggir sebuah tempat larangan, yang akhirnya lalai dan masuk ke dalam tempat larangan itu. Setiap raja mempunyai sebuah tempat larangan, dan tempat larangan Allah itu adalah hal-hal yang diharamkan-Nya. Ketahuilah dalam setiap tubuh itu terdapat segumpal daging, jika baik, seluruh tubuh itu akan baik dan jika rusak maka seluruh tubuh itu akan rusak. Segumpal daging itu adalah hati. [Disepakati oleh Imam Bukhari dan Muslim]
Muh yunan jihadillah
Dari Abu Ruqayah Tamim bin Aus Ad-Dari ra., bahwasanya Nabi saw. bersabda: "Agama itu adalah nasihat." Kami bertanya: "Untuk siapa?" Rasulullah saw. menjawab: "Untuk Allah, kitab-Nya, Rasul-Nya, para pemimpin dan orang awam kaum Muslimin." [Rimayat Imam Muslim]
عَنْ أَبِي رقية تَمِيمٍ بن أوس الدَّارِيِّ رضي الله أَنَّ
النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ الدِّينُ النَّصِيحَةُ قُلْنَا
لِمَنْ قَالَ لِلَّهِ وَلِكِتَابِهِ وَلِرَسُولِهِ وَلِأَئِمَّةِ الْمُسْلِمِينَ
وَعَامَّتِهِمْ [رواه مسلم]
Diriwayatkan oleh Muslim dalam Kitab Iman, Bab Penjelasan bahwa agama adalah
nasihat. Mutiara hadis:
- Perintah dan penekanan kewajiban memberi nasihat sehingga seakan-akan nasihat itu adalah eksistensi agama yang harus diperhatikan.
- Nasihat dapat disebut dengan agama atau Islam.
Muh yunan jihadillah
Dari Ibnu Umar r.a, bahwasanya Rasulullah saw. pernah bersabda, "Aku diperintahkan untuk memerangi manusia sehingga bersaksi tiada tuhan selain Allah dan bahwa Muhammad adalah Rasulullah, mendirikan salat, dan membayar zakat. Jika mereka sudah melakukan semua itu, maka darah dan harta benda mereka telah selamat dariku, kecuali dengan adanya alasan yang sah menurut Islam. Dan perhitungan selanjutnya terserah kepada Allah." [Disepakati oleh Imam Bukhari dan Muslim]
عَنْ ابْنِ عُمَرَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ قَالَ أُمِرْتُ أَنْ أُقَاتِلَ النَّاسَ حَتَّى يَشْهَدُوا أَنْ لاَ
إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ وَيُقِيمُوا الصَّلاَةَ
وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ فَإِذَا فَعَلُوا ذَلِكَ عَصَمُوا مِنِّي دِمَاءَهُمْ
وَأَمْوَالَهُمْ إِلاَّ بِحَقِّ الْإِسْلاَمِ وَحِسَابُهُمْ عَلَى اللَّهِ [متفق
عليه]
Diriwayatkan oleh Muslim dalam Kitab Iman, Bab Perintah Memerangi Manusia
hingga mengatakan, "Tiada Tuhan selain Allah. Muhammad Rasulullah", dan
diriwayatkan Bukhari dalam Kitab Iman, Bab Jika mereka bertobat dan mendirikan
salat.Muh yunan jihadillah
Dari Abu Hurairah, Abdurrahman bin Shakhar r.a berkata, "Saya pernah mendengar Rasulullah saw. bersabda, 'Apa yang aku larang jauhilah, dan apa yang aku perintahkan lakukanlah semampumu. Umat-umat sebelummu benar-benar telah hancur karena terlalu banyak bertanya dan berselisih dengan Nabi-Nabi mereka." [Disepakati oleh Imam Bukhari dan Muslim]
عن أَبِي هُرَيْرَةَ عبد الرحمن بن صخر رضي الله عنه قال: أَنَّهُ
سَمِعَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ مَا
نَهَيْتُكُمْ عَنْهُ فَاجْتَنِبُوهُ وَمَا أَمَرْتُكُمْ بِهِ فَافْعَلُوا مِنْهُ
مَا اسْتَطَعْتُمْ فَإِنَّمَا أَهْلَكَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ كَثْرَةُ
مَسَائِلِهِمْ وَاخْتِلاَفُهُمْ عَلَى أَنْبِيَائِهِمْ [متفق عليه]
Mutiara hadis:
- Perintah menjunjung semua perintah dan menjauhi semua larangan.
- Larangan lebih diprioritaskan dari perintah, karena larangan tidak pernah mendapat kemudahan, sedangkan perintah selalu disyaratkan dengan kemampuan.
Muh yunan jihadillah
Dari Abu Hurairah r.a, dia berkata: Rasulullah saw. bersabda: "Sesungguhnya Allah swt. adalah baik, tidak akan menerima melainkan yang baik saja. Dan sesungguhnya Allah telah memerintahkan kaum Mukminin sebagaimana Dia memerintahkan para rasul. Allah berfirman: Wahai para Rasul, makanlah dari yang baik-baik dan kerjakanlah amalan yang saleh. Dan Allah berfirman lagi: Wahai orang-orang yang beriman, makanlah dari makanan yang baik yang Kami berikan kepada kamu. Kemudian Rasulullah saw. mengisahkan tentang seorang lelaki yang telah bebergian jauh. Rambutnya kusut, berdebu, mengangkat kedua belah telapak tangannya ke langit serta memohon: Ya Tuhanku! Ya Tuhanku! Sedangkan makanannya dari yang haram, minumannya dari yang haram dan pakaiannya dari yang haram, dan dia telah diberi makan dari sumber yang haram. Bagaimana dia akan dikabulkan." [Riwayat Muslim]
Muh yunan jihadillah
Dari Abu Hurairah r.a berkata: Rasulullah saw. bersabda: "Di antara kebaikan keislaman seseorang adalah meninggalkan sesuatu yang tidak penting bagi dirinya." [Hadis hasan. Demikian diriwayatkan oleh Tirmizi dan yang lain]
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ حُسْنِ إِسْلاَمِ الْمَرْءِ تَرْكُهُ مَا لاَ يَعْنِيهِ
[حديث حسن رواه الترمذي وغيره هكذا]
Tirmizi meriwayatkannya dalam Kitab Zuhud, Bab Disebutkannya Orang yang
berkata sesuatu yang tidak penting baginya. Hadis ini sahih menurut
bukti-buktinya. Juga dianggap sahih oleh Al-Albani.Muh yunan jihadillah
Dari Abu Muhammad, Al-Hasan bin Ali bin Abu Thalib, cucu Rasulullah saw. dan kesayangannya r.a berkata: Aku hafal dari Rasulullah saw. 'Tinggalkanlah apa yang meragukanmu dan ambil apa yang tiada meragukanmu." [Riwayat Tirmizi dan Nasai, Tirmizi mengatakan, "Hadis ini hasan (baik)."]
عن أَبِي مُحَمَّدٍ الْحَسَنِ بْنِ عَلِيٍّ بنِ أَبِي طَالِبٍ سِبْطِ
رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وريحانته رضي الله عنهما قَال:َ
حَفِظْتُ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ دَعْ مَا
يَرِيبُكَ إِلَى مَا لاَ يَرِيبُكَ [رواه الترمذي والنسائي وقال الترمذي: حديث
حسن]
Tirmizi meriwayatkannya dalam Kitab Sifat Hari Kiamat, Kelembutan dan Wara'.
Sedang Nasai meriwayatkannya dalam Kitab Minuman.Muh yunan jihadillah
Dari Abu Hamzah, Anas bin Malik r.a, pembantu Rasulullah saw. meriwayatkan dari beliau, bahwa beliau saw. bersabda, "Seseorang dari kamu tidak akan beriman (dengan sempurna), sehingga mencintai saudaranya sama seperti mencintai dirinya sendiri." [Disepakati oleh Bukhari dan Muslim]
عَن أبِي حَمْزَةَ أَنَسٍ بنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ خَادِمِ
رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لِأَخِيهِ مَا
يُحِبُّ لِنَفْسِهِ [متفق عليه]
Bukhari meriwayatkannya dalam Kitab Iman, Bab Termasuk dalam Iman Bahwa
seseorang mencintai saudaranya. Sedang Muslim meriwayatkannya dalam Kitab Iman,
Bab Dalil bahwa salah satu sifat iman adalah bahwa seseorang harus mencintai
saudaranya dalam kebaikan sama dengan mencintai dirinya.Muh yunan jihadillah
Dari Ibnu Masud r.a, berkata: Rasulullah saw. bersabda: "Darah seorang Muslim tidak dihalalkan, kecuali karena adanya salah satu dari tiga alasan; janda atau duda yang berzina, jiwa dengan jiwa (membunuh tanpa alasan yang dibenarkan) dan orang yang meninggalkan agamanya dan memisahkan diri dari jemaah kaum Muslimin." [Disepakati oleh Imam Bukhari dan Muslim]
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ رضي الله عنه قَالَ قَالَ رَسُولُ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لاَ يَحِلُّ دَمُ امْرِئٍ مُسْلِمٍ
يَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَأَنِّي رَسُولُ اللَّهِ إِلاَّ
بِإِحْدَى ثَلاَثٍ النَّفْسُ بِالنَّفْسِ وَالثَّيِّبُ الزَّانِي وَالْمَارِقُ مِنْ
الدِّينِ التَّارِكُ لِلْجَمَاعَةِ [متفق عليه]
Bukhari meriwayatkannya dalam Kitab Diat (denda). Muslim meriwayatkannya
dalam Kitab Pembagian, Perusak, Kisas dan Diat.Muh yunan jihadillah
Dari Abu Hurairah r.a, bahwasanya Rasulullah saw. bersabda: "Barang siapa
beriman kepada Allah dan Hari Akhirat, hendaklah berkata yang baik atau diam.
Dan barang siapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhirat, hendaklah berbuat
baik kepada tetangganya. Dan barang siapa yang beriman kepada Allah dan Hari
Akhirat, hendaklah menghormati tamunya." [Disepakati oleh Imam Bukhari dan
Muslim]
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ
الْآخِرِ فَلاَ يُؤْذِ جَارَهُ وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ
الْآخِرِ فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ
الْآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ [متفق عليه]
Diriwayatkan oleh Bukhari dalam Kitab Etiket, Bab Barangsiapa beriman kepada
Allah dan Hari Akhir. Diriwayatkan oleh Muslim dalam Kitab Iman, Bab Perintah
menghormati tetangga dan tamu.
Muh yunan jihadillah
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَجُلًا قَالَ
لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَوْصِنِي قَالَ لاَ تَغْضَبْ
فَرَدَّدَ مِرَارًا قَالَ لاَ تَغْضَبْ [رواه البخاري]
Bukhari meriwayatkannya dalam Kitab Etiket, Bab Menghindari marah.
Mutiara hadis:
- Anjuran menahan amarah karena amarah merupakan gabungan segala keburukan sedangkan menahan diri dari kemarahan merupakan sumber kebaikan.
Muh yunan jihadillah
Dari Abi Ya'la Syaddad bin Aus r.a, bahwa Rasulullah saw. bersabda, "Allah
benar-benar telah mewajibkan melakukan sesuatu dengan baik terhadap semua
perkara. Jika kamu membunuh, baikkanlah pembunuhanmu, jika menyembelih
baikkanlah penyembelihanmu. Hendaklah seseorang dari kamu menajamkan mata
pisaunya dan menyamankan sembelihannya." [Riwayat Imam Muslim]
عَنْ أبي يعلى شَدَّادِ بْنِ أَوْسٍ أن رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ اللَّهَ كَتَبَ الْإِحْسَانَ عَلَى كُلِّ
شَيْءٍ فَإِذَا قَتَلْتُمْ فَأَحْسِنُوا الْقِتْلَةَ وَإِذَا ذَبَحْتُمْ
فَأَحْسِنُوا الذَّبْحَ وَلْيُحِدَّ أَحَدُكُمْ شَفْرَتَهُ فَلْيُرِحْ ذَبِيحَتَهُ
[رواه مسلم]
Muslim meriwayatkannya dalam Kitab Berburu, Bab Perintah membaikkan
sembelihan, pembunuhan dan menajamkan mata pisau.
Muh yunan jihadillah
عَنْ أَبِي ذَرٍّ جُنْدُب بن جُنَادَة وأَبِي عَبْدِ الرَّحْمن
مُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
اتَّقِ اللَّهِ حَيْثُمَا كُنْتَ وَأَتْبِعْ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا
وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ [رواه الترمذي وقَالَ حَدِيثٌ حَسَنٌ وفي
بعض النسخ: حَسَنٌ صَحِيحٌ]
Tirmizi meriwayatkannya dalam Kitab Kebajikan dan Silaturrahmi, Bab Bergaul
dengan orang lain. Hadis ini dianggap hasan oleh Al-Albani.Muh yunan jihadillah
Dari Abdullah bin Abbas r.a berkata: Pada suatu hari saya berada di belakang Rasulullah saw. di atas hewan kendaraannya, beliau lalu bersabda, "Nak, aku akan mengajarmu beberapa kata: Jagalah Allah, Dia pasti akan menjagamu, jagalah Allah, engkau akan mendapatkan-Nya di hadapanmu. Jika engkau memohon, mohonlah kepada Allah. Jika engkau minta tolong minta tolonglah kepada Allah. Ketahuilah bahwa jika seluruh makhluk berkumpul untuk memberimu suatu manfaat, niscaya mereka tidak akan mampu memberi manfaat itu, melainkan dengan sesuatu yang telah ditakdirkan oleh Allah. Begitu juga sekiranya mereka berkumpul untuk memberi bahaya kepadamu, niscaya mereka tidak akan mampu memberikannya, melainkan dengan suatu yang telah ditentukan Allah kepadamu. Pena telah diangkat, dan lembaran-lembaran telah kering." [Riwayat Tirmizi, dengan mengatakan, "Hadis ini hasan sahih."] Dalam riwayat selain Tirmizi, "Jagalah Allah, engkau mendapatkan-Nya di hadapanmu, kenalilah Allah pada masa senang, Dia akan mengenalimu pada masa susah. Ketahuilah bahwa sesuatu yang luput darimu, tidak akan mengenaimu, dan sesuatu yang mengenaimu tidak akan luput darimu, juga ketahuilah bahwa kemenangan itu ada pada kesabaran, kelapangan ada pada kesempitan dan pada kesulitan terdapat kemudahan."
Muh yunan jihadillah
|
||
Dari
Ibnu Masud, Uqbah bin Amru Al-Anshari Al-Badri r.a, berkata: Rasulullah saw.
bersabda, "Di antara sabda para Nabi terdahulu yang masih dipakai oleh orang
banyak (hingga kini) adalah 'Jika engkau tidak malu, berbuatlah sesuka
hatimu!'" [Riwayat Bukhari]
|
|
عَنْ أَبِي مَسْعُودٍ
عقبة بن عمرو الأنصاري رضي الله عنه قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ إِنَّ مِمَّا أَدْرَكَ النَّاسُ مِنْ كَلاَمِ النُّبُوَّةِ إِذَا لَمْ
تَسْتَحِ فَاصْنَعْ مَا شِئْتَ [رواه البخاري]
|
Imam
Bukhari meriwayatkannya dalam Kitab Para Nabi dan Etika, Bab Jika engkau
tidak malu, berbuatlah sesuka hati kamu.
|
||
Mutiara hadis:
Catatan:
Ada
seorang ulama yang mengatakan bahwa hadis ini memuat kelima hukum Islam,
yaitu sabda beliau yang berbunyi, "Jika engkau tidak malu, maka
lakukanlah semaumu!" Karena semua perbuatan manusia dapat digolongkan ke
dalam dua golongan, yang pertama perbuatan yang dapat mengakibatkan malu dan
yang kedua perbuatan yang tidak mengakibatkan malu. Termasuk dalam golongan
pertama adalah yang diharamkan dan makruh dan termasuk dalam golongan kedua
adalah yang diwajibkan, sunah dan mubah. Oleh sebab itulah hadis ini dianggap
sebagai salah satu sendi Islam.
|
Subscribe to:
Posts (Atom)