LIKU PERJAKA MESIR


Mahalnya biaya kawin sangat memberatkan kaum lelaki Mesir. Bujang lapuk dan perawan tua menjadi fenomena. Kran poligami pun semakin melebar.

Kayaknya, aku tidak mimpi indah pada Jumat malam kemaren. Tetapi kok, Sabtu sorenya, aku kejatuhan rezeki nomplok ; seorang gadis Mesir tiba-tiba menyatakan cinta, dan bahkan minta kawin segala. Ruar biasa...

Sabtu sore itu, aku bersama seorang kawan, sedang menelusuri kawasan Old Cairo, melihat-lihat mesjid tua peninggalan dinasti Fathimiyah yang berjaya di Mesir selama rentang tahun 969-1171 M itu. Di sebuah jalan sempit, kumuh, sareukseuk, belakang Mesjid Ahmad Thulun dekat benteng Shalahudin itu, kami berpapasan dengan seorang gadis usia 15-an. Wajahnya manis, imut, hehehe dan tentu saja, tubuhnya bahenol. Dewa Amor kayaknya sedang berpihak kepada kami. Sang gadis tiba-tiba putar haluan, ikut jalan bareng, di sebelah kiriku, seraya tanya-tanya nama segala. Kayak sensus penduduk aza, pikirku.

Mula-mula, si gadis kuabaikan. Kalopun ia nanya, kujawab seperlunya. Biasa, tahan harga dikit. Tetapi, lama kelamaan, isengku muncul juga. "Anti hilwah zay 'asal", tuturku sekenanya. Kamu manis, seperti manisnya madu, begitu terjemahannya. Kontan saja, ia nerveous. Di Mesir, konon, kalimat itu memiliki 'mana' dan pesona istimewa, hehehehe...




Oh, My God, begitu kira-kira spontan ekspresinya. "Apa bener aku manis, semanis madu?", dia balik bertanya. Mulutnya ternganga, tatap mata dan senyumnya sudah mulai berubah ; agak-agak genit. "Aiwa, bal ahla minal 'asal", jurus pamungkas akhirnya kukeluarkan. Tentu saja, malah kamu lebih manis ketimbang madu, begitu makna kalimat jurus andalanku pemberian mbah dukun itu..


Wow, mata indah si gadis melotot. "Kalo gitu mah, zawwijni atuh", si gadis balik nantang. Zawwijni, nikahilah aku, begitu dia bilang. Aku juga kaget sedikit. "I love U", lanjut si gadis penuh percaya diri. Tatap matanya makin penuh makna, sambil tetap berjalan di sebelah kiriku. Sementara sang kawan di sebelah kanan, menahan tawa cekikikan. Kayaknya, dia iri dengan terangnya nasibku sore itu. Dia tidak sadar, bahwa iri adalah tanda tak mampu.


Dasar gadis Mesir, begitu pikirku kala itu. Begitu mudah bagi mereka untuk mengatakan cinta, juga perkawinan. Kayaknya, lebih mudah daripada membalikkan telapak tangan.
* * *
Oya, cerita asmara senja itu tak usah diteruskan kelanjutannya. Biar pada penasaran. Kepada pembaca, lewat pengantar itu, aku hanya ingin berbagi cerita soal tradisi bercinta dan pernikahan di kalangan para muda-mudi Mesir.


Di negeri Ratu Kleoptara ini, pergaulan ABG masih lumayan tertutup. Tradisi pergaulan bebas, pola pacaran, masih hanya terjadi pada kalangan tertentu di kota besar saja. Hanya sekian persen saja barangkali. Berbeda dengan Jakarta misalnya, atau kota-kota kecil lainnya di tanah air. Muda-mudi sedemikian bebas, pengawasan sosial juga longgar. Anak-anak SMP bau kencur pun pada punya pasangan.


Pola pergaulan muda-mudi Mesir yang relativ terbatas ini, membuat para gadis Mesir mudah GR. Ya, karena tidak biasa dengan sanjungan, pujian, apalagi rayuan gombal lelaki iseng seperti aku tadi, hehehehe..... Kecuali dalam syair lagu, puisi, film, atau alam mimpi saja. Sekali disebut 'hilwah zay 'asal saja, mereka terlena, tersepona, dan terpana....!


Kisah diatas, sebenarnya bukan yang pertama kali kualami. Dua tahun lalu, hal yang sama terjadi, kala aku mengucapkan kalimat serupa pada Heba, seorang mojang demplon asal kota Ismailiyyah, 140 km barat laut Kairo. Kala itu, kami ketemu di arena Festival Internasional Seni Rakyat (Al Mahrajan al Ismailiyyah ad Dauli lil Funun as Sya'biyyah), yang diikuti oleh 25 negara. Seperti halnya gadis tadi, Heba juga sama ; mendadak tersepona dan balik mengatakan cinta. Ujung-ujungnya, ia mengajakku menghadap orang tuanya untuk kawin...!


Lagi-lagi, kisah pertemuanku dengan Heba tak perlu kuteruskan ceritanya disini. Bukan konsumsi publik, alias off the record. Aku hanya berfikir, gadis Mesir memang begitu. Mudah mengatakan cinta, hanya karena sebuah sanjungan sederhana. Mudah GR hanya karena sanjungan dadakan. Ngga mutu, pikirku. Tapi, harap maklum, mereka semua tidak terbiasa dengan gaya-gaya rayuan gombal kayak begitu. Para jejaka Mesir jarang ada yang berani ambil resiko bergombal ria. Bukan apa-apa ; kalo sudah nempel apalagi nyrempet-nyrempet ke kawin, persoalan menjadi tidak sederhana. Tingginya biaya kawin yang harus diemban pihak lelaki, sudah bukan rahasia lagi, dan itu seolah menjadi momok yang sangat menakutkan kaum pria.


Di Mesir ini, seorang lelaki calon pengantin harus memiliki kepribadian. Rumah pribadi, mobil pribadi, dan hal-hal lain yang bener-bener milik pribadi. Jauh berbeda dengan yang sering kusaksikan dulu di kampungku, biaya nikah begitu murah meriah. Trend bujang lapuk atau perawan tua, nyaris tak terdengar. Di Mesir ini, pengantin lelaki harus menyediakan rumah yang mafrusyah (fasilitas isinya lengkap, sejak kasur, bantal hingga sabun mandi). Malu pokoknya, kalau harus tinggal di Komplek Mertua Indah. Tradisi lokal di kota Fayoum, sekitar 100 km di timur Kairo, seorang mempelai lelaki harus menyediakan uang 3 ribu Pound Mesir (500 Dolar AS), emas murni senilai 2500 Pound dan juga tentu saja, pendapatan tetap. Jangan lupa, itu belum termasuk rumah tinggal. Sementara, harga sebuah rumah yang mafrusyah di kawasan itu bisa mencapai 80 ribu Pound (13 ribu Dolar AS). Hitung sendiri, berapa rupiah itu. Di kota besar semisal Kairo, tentu biaya itu lebih tinggi. Tetapi, dalam persoalan mahar, orang Mesir, konon, tidak macam-macam ; cukup dengan peralatan shalat, atau kitab suci Al Quran.


Biaya hidup bulanan seorang isteri Mesir, nampaknya, juga sangat tinggi. Dari segi makan saja, mereka (wanita Mesir), terkenal hobi makan, porsinya banyak. Seorang gadis Mesir biasa makan seekor ayam sekaligus langsung habis. Belum cemilan-cepuluhnya. Tak heran, jika tubuh para nyonya Mesir, gendut-gendut. Hampir ngga ada yang langsing. Dalam tradisi mereka, jika sang isteri ngga gendut kaya’ Atun minimal, berarti suami ngga bisa “ngasih makan”. Isteri tidak sejahtera, jauh dari bahagia. Dan tentu saja, itu aib bagi suami.


Nah, akibat mahalnya biaya nikah ini, lelaki Mesir banyak yang lambat nikah. Bujang lapuk jadi sangat bejibun. Bertebaran di mana-mana, bak cendawan di musim hujan, hehehehee..... Biasanya, dalam suasana begini, potensi munculnya kehidupan gay juga tinggi. Amit-amit...Trend Pernikahan Dini bagi kaum lelaki, tidak populer di sini. Semuanya akibat 'harga' para wanita yang melangit itu.


Sebaliknya, angka perawan tua juga lumayan tinggi. Tahun 2001, menurut sebuah koran yang kubaca, ada 7 juta 'awanis usia 30-an tahun di negeri ini. 'Awanis adalah bentuk jamak dari anisah, yakni perempuan yang belum menikah alias masih gadis. Tuh, khan, akibat terlalu tinggi masang harga, rupanya tidak sedikit juga wanita Mesir yang tidak laku. Dari celah inilah, poligami mendapat tempat di masyarakat. Poligami semakin kokoh karena juga mendapat –tambahan - legitimasi ; sosiologis dan psikologis. Di tengah derita para bujang tak laku, seorang lelaki tua yang kaya raya, bisa dengan mulus menambah koleksi isteri, lewat institusi poligami. Ironis, sekaligus paradoks. Ibarat kata lagu Oma Irama, yang kaya makin kaya, yang miskin makin miskin. Dan sebagai reaksi, para bujang lapuk hanya bisa mendendangkan lagu lawas-nya Imam S Arifin, kau menari-nari, diatas lukaku ini......


Tradisi memahalkan biaya nikah pada mempelai lelaki, memang tidak menguntungkan kedua pihak. Pernikahan menjadi sesuatu yang sangat sulit terwujud. Buahnya, kecemburuan lelaki Mesir yang masih lajang, juga sangat tinggi. Sudah bukan rahasia lagi, bahwa lelaki Mesir cemburu berat jika ada seorang lelaki ajnabi alias orang asing yang coba-coba genit sama gadis Mesir. Ataupun sebaliknya, jika si gadis yang agressif sekalipun terhadap lelaki asing, kaum pria Mesir akan tetap iri dan marah. Mereka pikir, "boro-boro kamu yang orang asing, aku saja yang pribumi belon dapet-dapet", hehehehee.......


Begitulah, nikah usia 30 keatas akibat kelamaan 'nunggu punya uang', atau karena 'nunggu yang datang' adalah hal yang biasa di Mesir. Liku-liku kehidupan laki-laki yang tak laku-laku, adalah isu yang mudah ditemui di sini. Padahal, kalo merujuk pada cerita-cerita zaman Nabi, sepertinya tradisi nikah dengan biaya mahal ini tidak populer. Yang ada malah sebaliknya, pernikahan begitu mudah dilakukan, tanpa harus memberatkan pihak lelaki. Al Quran malah meyakinkan bahwa Allah akan mencurahkan rezeki kepada pasangan pengantin yang ikhlas dan tawakkal kepada-Nya.


Tentang mahalnya biaya nikah di Mesir ini, aku belum tahu secara pasti. Apakah itu muncul sebagai tradisi yang turun temurun sejak zaman baheula-nya, warisan Firaun, Ratu Kleopatra, Napoleon Bonaparte, ataukah malah merupakan buah sukses perjuangan para aktifis gender di Mesir dalam mengangkat hak-hak kaum wanita, semisal Qassim Amin, Huda Sya'rawi, atau yang kini masih ada seperti Nawwal Sa'dawi. Sekali lagi, aku belum bisa cerita. Tunggu saja tanggal mainnya. Insya Allah.


Bagi rekan-rekan yang punya minat tinggi terhadap studi dan perjuangan kaum perempuan, aku mengucapkan selamat berjuang. Khusus untuk someone in ....., aku ucapkan, anti hilwah zay 'asal.
Category:

8 komentar:

Emelda Bunda Faiz said...

ada seorang lelaki mesir ingin menikahi saya. karena menikah di indonesia denga lelaki asing sangat ribet, kami memutuskan untuk menikah di Cairo. tapi bagaimana cara mendapatkan visa mesir dengan mudah? mohon infonya, karena saya belum pernah ke mesir sebelumnya

ardhan c17 said...

pengen cari jodoh yg solehah dari negara mesir... tapi bukan yg matrek cweknya

Unknown said...

Lagi tergila gila sekarang sm lelaki mesir..makasih infonya 😂😂😂

Unknown said...

Lagi tergila gila sekarang sm lelaki mesir..makasih infonya 😂😂😂

Unknown said...

Lagi tergila gila sekarang sm lelaki mesir..makasih infonya 😂😂😂

ardhan c17 said...

Pengen menikah ama wanita mesir .....katanya wanita mesir cantik bak cleopatra....demi memperbaiki keturunanku

Mobil baru pekanbaru panam riau said...

selamat bergabung dan langsung klik poker88

Unknown said...

Assalamualaikum....

Post a Comment

"Komentar anda sangat bermanfaat untuk perkembangan blog ini. Jangan lupa adab berkomentar, dan jangan buang waktu untuk spam. Terima Kasih!!!."