Hadis no 40,41&42 NASIHAT UNTUK TIDAK MENGGANTUNGKAN DIRI KEPADA DUNIA


Dari Ibnu Umar r.a., beliau berkata: Rasulullah saw. pernah memegang bahuku seraya bersabda, "Jadilah di dunia ini laksana seorang perantau, atau penyeberang jalan!" Selanjutnya Ibnu Umar mengatakan: "Jika engkau berada di waktu petang, maka janganlah engkau menunggu pagi.
Dan jika engkau berada di waktu pagi maka janganlah engkau menunggu petang. Ambil sebagian dari waktu sehatmu untuk persiapan waktu sakitmu! Dan ambil sebagian dari waktu hidupmu untuk persiapan waktu matimu!" [Riwayat Bukhari]

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ: أَخَذَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِمَنْكِبِي فَقَالَ: كُنْ فِي الدُّنْيَا كَأَنَّكَ غَرِيبٌ أَوْ عَابِرُ سَبِيلٍ وَكَانَ ابْنُ عُمَرَ يَقُولُ: إِذَا أَمْسَيْتَ فَلاَ تَنْتَظِرْ الصَّبَاحَ وَإِذَا أَصْبَحْتَ فَلاَ تَنْتَظِرْ الْمَسَاءَ وَخُذْ مِنْ صِحَّتِكَ لِمَرَضِكَ وَمِنْ حَيَاتِكَ لِمَوْتِكَ [رواه البخاري]
Bukhari meriwayatkannya dalam Kitab Kelembutan, Bab Sabda Nabi saw. "Jadilah di dunia..."
Mutiara hadis:
  1. Memberikan nasihat dan menuntun manusia ke jalan kebaikan.
  2. Mengarahkan pembicaraan kepada satu orang sedangkan maksudnya untuk umum, berarti semua orang berhak menerima pesan ini.
  3. Anjuran meninggalkan dan zuhud dari kesenangan dunia.
  4. Mempersiapkan diri untuk menghadapi kematian yang dapat saja terjadi di tengah malam atau di siang hari.
  5. Segera mengerjakan kebaikan dan memanfaatkan usia dan kesehatan sebelum sakit atau sebelum kematian menjemput.
Penjelasan singkat:
Lewat hadis ini Nabi saw. menyampaikan sebuah pengajaran bahwa manusia di dunia ini bagaikan orang asing atau orang yang sedang dalam perjalanan yang tidak akan menetap di daerah yang bukan negerinya. Rasulullah saw. memberikan perumpamaan ini untuk mendorong dan memotivasi orang mukmin yang berakal agar tidak tertipu oleh dunia dan tidak terus mengejar kesenangan dunia, kecuali hanya sekadar yang diperlukan seorang musafir atau orang asing dalam perjalanan. Abdullah bin Umar, nara sumber hadis ini mengatakan bahwa hadis ini berarti menggunakan kesempatan untuk melakukan amal saleh ketika sehat sebelum datang penyakit, ketuaan atau kematian yang menghalangi seseorang melakukan amal saleh tersebut.


Lalu
Atas
Berikut

KESEMPURNAAN IMAN
Hadis no 41
Dari Abu Muhammad Abdullah bin Amru bin Al-Ash r.a. katanya, Rasulullah saw. bersabda, "Seseorang dari kamu tidak beriman, sampai hawa nafsunya tunduk kepada apa yang aku bawa." [Hadis hasan sahih, kami riwayatkan dalam Bab Hujah dengan jalur sanad sahih]

عَنْ أَبِي مُحَمَّدٍ عَبْدُاللهِ بْنِ عَمْرِو بْنِ الْعِاصِ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكَمْ حَتَّى يَكُونَ هَوَاهُ تَبَعًا لِمَا جئْتُ بِهِ [حديث حسن رويناه في كتاب الحجة بإسناد صحيح]
Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Ashim dalam Kitab Sunnah. Diriwayatkan juga oleh Hasan bin Sofyan dan yang lain.
Mutiara hadis:
  1. Setiap muslim yang telah mukalaf harus mampu menundukkan hawa nafsunya menurut ajaran yang dibawa Rasulullah saw.
  2. Orang yang tidak mampu menundukkan hawa nafsunya sesuai ajaran yang dibawa Nabi Muhammad saw. adalah orang yang lemah imannya atau keluar dari keimanan.
  3. Wajib mencintai Rasulullah saw. dan orang yang mencintai Rasulullah saw. akan mengerjakan segala yang diperintahkan dan menjauhi yang dilarangnya.
Penjelasan singkat:
Hadis ini menunjukkan bahwa setiap manusia belum dikatakan beriman sebelum mencintai ajaran yang dibawa Rasulullah saw. dan mengamalkannya serta membenci dan menjauhi apa yang dilarangnya. Dia tidak akan melakukan sesuatu tindakan sebelum dipertimbangkan dengan Alquran dan hadis Nabi saw. Jika amal tersebut sesuai dengan Alquran dan hadis Nabi saw., ia akan melakukannya, jika ternyata termasuk perbuatan yang dilarang Nabi saw., maka ia meninggalkan dan menjauhinya. Inilah hakikat dari menuruti ajaran yang dibawa oleh Nabi saw. "Semua yang didatangkan kepada kalian dari Rasulullah saw., hendaklah kamu ambil, sebaliknya semua yang beliau larang untuk kalian, hendaklah kalian tinggalkan. Bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah amat keras siksanya." Lawan dari makna hadis ini adalah mengikuti hawa nafsu yang sangat tercela.


Hadis no 42
Dari Anas r.a., beliau berkata: Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda: "Allah swt. berfirman: 'Wahai anak Adam! Setiap kali engkau berdoa kepada-Ku, Aku akan tetap mengampunimu segala dosa yang engkau lakukan, dan Aku tiada peduli. Hai anak Adam! Andaikata dosa-dosamu setinggi awan di langit kemudian kamu memohon ampunan kepada-Ku, niscaya Aku akan mengampunimu. Hai anak Adam! Andaikan engkau datang pada-Ku dengan membawa dosamu hampir sepenuh bumi ini, kemudian engkau menemui-Ku, dengan tidak menyekutukan Aku dengan apapun, niscaya Aku akan datang kepadamu dengan ampunan hampir sepenuh bumi pula.'" [Diriwayatkan oleh Tirmizi, dengan mengatakan, "Hadis sahih."]

عَنْ أَنَسٍ رضي الله عنه قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ قَالَ اللَّهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى يَا ابْنَ آدَمَ إِنَّكَ مَا دَعَوْتَنِي وَرَجَوْتَنِي غَفَرْتُ لَكَ عَلَى مَا كَانَ فِيكَ وَلاَ أُبَالِي يَا ابْنَ آدَمَ لَوْ بَلَغَتْ ذُنُوبُكَ عَنَانَ السَّمَاءِ ثُمَّ اسْتَغْفَرْتَنِي غَفَرْتُ لَكَ وَلاَ أُبَالِي يَا ابْنَ آدَمَ إِنَّكَ لَوْ أَتَيْتَنِي بِقُرَابِ الْأَرْضِ خَطَايَا ثُمَّ لَقِيتَنِي لاَ تُشْرِكُ بِي شَيْئًا لاَتَيْتُكَ بِقُرَابِهَا مَغْفِرَةً [رواه الترمذي وقال: حديث صحيح]
Tirmizi meriwayatkannya dalam Kitab Pintu-pintu Doa, Bab Pengampunan dosa walaupun besar. Diakui kesahihannya oleh Al-Albani.
Mutiara hadis:
  1. Luasnya karunia dan pemberian Allah kepada hamba-hamba-Nya, di mana jika seorang hamba melakukan perbuatan dosa, lalu ia bertobat dan memohon agar dosanya dihapuskan, maka Allah akan mengampuni dosanya tersebut, betapa pun banyaknya.
  2. Orang yang meninggal tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu diharapkan akan masuk surga.
  3. Manusia tidak maksum dari perbuatan dosa tetapi jika ia melakukan perbuatan dosa, lalu berdoa kepada Allah, maka Allah akan mengampuni dosanya.
  4. Hadis ini merupakan bantahan terhadap Khawarij dan Muktazilah yang mengafirkan orang Islam yang melakukan perbuatan dosa (besar).
Penjelasan singkat:
Hadis ini mengandung berita gembira bagi kaum muslimin yang menunjukkan keluasan rahmat dan karunia Allah kepada hamba-Nya. Jika seorang hamba melakukan dosa besar, kemudian memohon ampun kepada-Nya, berharap dan tidak berputus asa dari rahmat Allah, maka Allah akan mengampuni segala dosanya betapa pun besarnya selama ia mohon ampun dan tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu. Allah swt. berfirman, "Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni orang yang menyekutukan sesuatu dengan-Nya dan mengampuni dosa-dosa selain itu bagi orang yang Dia kehendaki." Dan firman-Nya, "Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah, sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."



Category:

0 komentar:

Post a Comment

"Komentar anda sangat bermanfaat untuk perkembangan blog ini. Jangan lupa adab berkomentar, dan jangan buang waktu untuk spam. Terima Kasih!!!."