Kalau
kita lihat fakta generasi sekarang, mereka pada suka bercermin dengan gaya
artis yang lagi trend, mulai dari gaya pakaiannya, gaya dandanannya, uh..
pokonya funky abis deh. Begitu juga dengan momen-momen yang berbau
kebarat-baratan seperti Valentine Day alias 'Hari Kasih sayang' atau pesta
Helloween yang banyak dirayakan di Metropolis ini. Berbagai tempat hiburan
mulai dari restoran sampai departement store menyuguhkan berbagai atraksi dan
pernik valentine, dari acara bagi-bagi bunga 'Kasih sayang', pemilihan pasangan
model valentine, jamuan makan, hingga pesta atau bentuk hiburan lainnya.
Kita
sendiri tidak pernah tahu sejak kapan budaya memperingati Valentine Day
tersebut masuk ke negeri ini. Tapi yang jelas… seperti yang dimuat dihampir
semua media massa dinegeri ini, ternyata tidak sedikit saudara-saudara kita
yang juga merayakannya. Entah dengan kirim kartu-lah, kirim bunga-lah, bikin
pesta-kah atau pergi berdua dengan "pasangannnya". Dan sepertinya ini
sudah tradisi bagi remaja-remaja kita sekarang, termasuk di dalamnya para
generasi muda Islam. Mereka dengan senang hati mengekor pada budaya 'yang konon
katanya dari barat' itu tanpa pingin tau sebenarnya apa sih Valentine Day itu,
bagaimana sih hukum ikut-ikutan merayakannya dalam Islam? Trus sebenarnya layak
nggak sih kita terus-terusan mengekor budaya Barat? Dan yang terakhir,
bagaimana caranya supaya kita tidak lagi jadi mengekor budaya Barat tersebut?!
VALENTINE,
RIWAYATMU DULU
Valentine,
berarti kado dan kartu. Begitulah tradisi yang berkembang di kalangan anak muda
sekarang. Begitu menjelang tanggal 14 Februari, maka sibuklah mereka mencari
berbagai macam kartu bagus diselingi dengan menyusun kata-kata romantis dan
penuh cinta, membuat coklat berbentuk hati, bunga mawar, sampai pada baju serba
warna pink.
Entah
kenapa hari Valentine selalu diidentikkan dengan hari kasih sayang atau sesuatu
yang romantis yang jatuhnya pada tiap 14 Februari. Konon…..katanya kebiasaan
itu sudah berlangsung sejak berabad-abad yang lalu. Beragam legenda sempat tercuat
berkaitan dengan Hari valentine ini. Ada yang percaya bahwa perayaan ini
berasal dari perayaan Lupercal orang Romawi kuno, yang bertujuan menghormati
Faunus, Dewa kesuburan mereka. Pada malam sebelum perayaan itu (14 Februari),
muda-mudi akan menuliskan nama orang yang dicintainya dan menjadikannya sebagai
kekasih hati mereka selama satu tahun itu. Ada pula sebuah legenda yang
menceritakan seorang pendeta katolik dari abad ke-3, bernama valentinus, yang
dijebloskan ke penjara dan dihukum mati oleh Kaisar Claudius karena
keinginannya menyebarkan agama Katolik. Diceritakan, selama di penjara tersebut
valentinus tetap memegang teguh imannya hingga hari kematiannya yang konon
jatuh pada tanggal 14 Februari. Jadi…kalo dilihat dari latar belakang perayaannya
saja, sama sekali nampak kalo kebiasaan perayaan ini tidak ada hubungannya
dengan Islam.
Dan
ternyata…..perayaan valentine ini sudah menyebar ke seluruh dunia. Tidak hanya
daratan eropa, tapi juga Amerika, Australia hingga Asia pun ikut merayakannya.
Di Inggris, pada tahun 1967, orang mulai mengenal tradisi menulis surat cinta
dan ditaruhnya di depan pintu orang yang dicintainya. Juga berkembang tradisi
makan telur rebus dengan garam dan meletakakan daun di bawah bantal agar bisa
bermimpi tentang cowok masa depannya. Sementara di Jerman lain lagi, para
wanitanya menanam bawang dalam pot dimana setiap bawang akan diberi nama
seorang laki-laki dan diletakkan dekat perapian. Bawang pertama yang terbakar
dipercaya sebagai cowok yang bakal jadi pacarnya. Melihat latar belakang
perayaan Valentine Day yang seperti itu…. mungkin kita punya pertanyaan yang
sama "Kenapa ya para remaja kita suka mengikuti sejarah yang tidak
jelas?" Ternyata faktanya memang membuktikan kalau remaja-remaja muslim
sekarang ini banyak yang ngekor budaya Barat. Kiblat mode itu di Paris ya kita
yang di sini juga ikut-ikutan sama mereka, kagak peduli meski model bajunya
kayak suku paling primitif di negeri ini. Nggak cuman itu saja tapi budayanya
pun diambil mentah-mentah) contohnya ya..budaya merayakan Valentine, Hallowen,
Happy Birthday, Candis Night Dinner, pacaran, dll. justru kalau ada yang tidak
mengekor dibilang kuno. Nah, sebenarnya mengekor seperti itu apa benar menurut
Islam?
STANDAR PERBUATAN SEORANG MUSLIM
Nah….sebenarnya,
sebagai seorang muslim yang sudah bersyahadat, bersaksi bahwa tiada Tuhan
selain Allah, maka tentunya wajib bagi kita semua untuk senantiasa berusaha
menjalankan segala apa yang diperintahkan-Nya dan menjauhi segala apa yang
dilarang-Nya. Setiap kali kita melakukan
perbuatan, kita wajib tahu bagaimana hukumnya sebelum kita melakukan perbuatan
itu. Sebagaimana suatu kaidah syari'at Islam yang menyatakan:
"Ashal
(pokok/dasar) perbuatan adalah terkait dengan hukum-hukum syari'at Islam"
Nah…
apakah itu urusan pakaian, cara berdandan, merayakan valentine, ataukah yang
lainnya kita cari dulu hukumnya apa dan gimana Islam mengatur semua itu.
Bukankah Islam itu bisa menjawab segala macam permasalahan apapun?!! So, jangan
takut tidak bisa ketemu hukumnya apa… . Seorang
muslim tidak akan pernah berkiblat ke Paris, Amrik, Jepang, dll. Kiblatnya
adalah Islam.
Kalau
kita fahami nash-nash syara' yang lebih dalam lagi, akan kita dapati aturan
yang lebih tegas lagi terhadap masalah ini, antara lain firman Allah SWT :
"Dan
janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mengetahui tentangnya.
Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati, semuanya akan dimintai
pertnggung jawabannya." (TQS Al Isra':36)
Juga
firman Allah SWT :
"…
Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti keinginan mereka setelah datang ilmu
kepadamu (keterangan-keterangan), sesungguhnya kamu kalau demikian termasuk
golongan orang-orang dholim." (TQS Al Baqarah"145)
Tidak
bolehkah kita mengambil, atau meniru atau menggunakan alat-alat yang diproduksi
oleh orang Barat? Bukankah pesawat, televisi, komputer, robot, paku, kancing,
kain dan masih banyak lagi barang-barang yang dibikin oleh orang-orang barat
atau orang kafir yang lain yang tidak kita buat? Apa kita sama sekali tidak boleh mempergunakannya atau
memakainya?
PERADABAN, APA ITU?
Kalau
kita mau mencermati dengan teliti kehidupan yang kita (manusia) jalani, maka
kita akan sampai pada suatu kesimpulan bahwa kita adalah suatu komunitas yang
beradab, yang berbeda dengan makhluk-makhluk lain seperti hewan ataukah
tumbuhan. Kita punya peradaban, sedang hewan atau tumbuhan tidak. Dengan
peradaban itu, kita bisa membedakan satu kaum dengan kaum yang lainnya, juga
satu bangsa dari bangsa lainnya. Karena peradaban itu adalah suatu
ide/pemahaman tentang kehidupan, yang antara satu bangsa/umat/kaum itu berbeda
satu sama lainnya. Peradaban ini sendiri bersifat khas (bagi suatu
umat/bangsa/kaum), sesuai dengan pandangan hidup yang dianutnya, seperti
ide/pemahaman bahwa Yesus adalah juru selamat manusia yang diyakini oleh orang
Nashrani atau ide menjadikan manfaat sebagai azas dalam menjalani kehidupan
yang dimiliki oleh orang-orang kapitalis.
Namun
demikian, kalo kita juga mencermati dengan seksama, ternyata ada komponen lain
yang juga senantiasa akan menyertai kehidupan manusia. Komponen itulah yang kita sebut dengan
benda-benda/alat-alat. Contohnya, manusia butuh piring untuk makan, butuh alas
kaki untuk melindungi kakinya, butuh baju untuk melindungi badannya atau butuh
rumah untuk berlindungnya dari panas dan hujan. Nah…benda-benda itu ternyata
kalo kita cermati, adakalanya bersifat khas, tapi adakalanya dia bersifat umum
untuk seluruh manusia. Bentuk-bentuk benda yang dipengaruhi oleh ide/pemahaman
tentang kehidupan ini, semacam patung Yesus, Kalung swastika, baju
biarawan/biarawati, adalah contoh-contoh benda yang bersifat khas. Sedangkan
bentuk-bentuk benda yang dihasilkan oleh kemajuan sains dan perkembangan
teknologi/industri. Semisal televisi, pesawat, komputer dan lain-lain.
Perbedaan
antara ide dengan benda-benda ini harus senantiasa kita perhatikan, sebagaimana
kita juga harus senantiasa memperhatikan perbedaan antara bentuk-bentuk benda
yang dipengaruhi oleh suatu ide tentang kehidupan yang tertentu, dengan
bentuk-bentuk benda yang dihasilkan oleh sains dan teknologi/industri.
Karena
disitulah nantinya yang akan membedakan hukum dari penggunaan benda-benda tadi.
Kalo kita menggunakan benda-benda yang bersifat 'aam (umum) ini tidaklah
menjadi masalah karena memang bersifat umum, namun tidak demikian halnya dengan
benda-benda yang bersifat khas seperti kalung patung Yesus atau patung Budha
ataupun simbol NAZI, maka kaum muslimin dilarang dan diharamkan untuk
memakainya. Demikian juga, kita tidak boleh mengambil atau melakukan
upacara-upacara adat atau budaya-budaya suatu kaum yang itu merupakan
manifestasi dari pemahaman kaum tersebut tentang kehidupan yang berbeda dengan
Islam, kaya' upacara ngaben, natalan, imlek, melarung sajen ke laut untuk tolak
bala dan sebagainya. Karena jelas-jelas peradaban yang dihasilkan dari ide
dasar yang bertentangan dengan Islam itu pasti akan bertentangan pula dengan
peradaban Islam, baik dari segi asasnya, pandangannya terhadap kehidupan maupun
dari arti kebahagiaan hidup bagi manusia.
Demikian
juga halnya dengan benda-benda yang dipengaruhi oleh peradaban ghoiru (selain)
Islam seperti pakaian yang menunjukkan identitas/ciri khas kekafiran dan hanya
dipakai oleh orang kafir, maka tidak boleh dipakai oleh seorang muslim (seperti
baju pendeta, baju biksu, dan sebagainya). Sebab pakaian semacam itu menyandang
pandangan hidup tertentu. Akan tetapi kalo' tidak demikian, yakni jika pakaian
tersebut telah menjadi kebiasaan dalam berbusana dan tidak dianggap khusus
sebagai pakaian khusus orang kafir, tapi cuman dipakai untuk sekedar memenuhi
kebutuhan atau pemanis busana, maka dalam hal ini pakaian tersebut termasuk
dalam jenis bentuk-bentuk benda yang bersifat umum dan boleh dikenakan.
Menggunakan
benda-benda yang umum tidak masalah karena sifatnya umum, berbeda sama yang
khas…, kaum muslimin dilarang untuk memakai/ menggunakannya kalau dipengaruhi
sama ide/pemahaman tertentu tentang kehidupan selain Islam.
Dalil
mengenai hal ini Rasullah saw bersabda :
"Barang
siapa meniru-niru suatu kaum, maka dia termasuk golongan kaum tersebut."
(HR. Abu Dawud & Ibnu Abi Syaibah).
"Janganlah
kalian menyerupai orang-orang Yahudi dan Nasrani…." (HR. Tirmidzi)
Seharusnya
sebagai seorang muslim standart kita adalah Islam … Islam is
my way of life. Ibnu Khaldun, seorang cendekiawan muslim ahli sosiologi
terkemuka pernah berkata: "Yang kalah cenderung mengekor yang menang, dari
segi pakaian, kendaraan, bentuk senjata yang dipakai, malah meniru dalam setiap
cara hidup mereka, termasuk di sini adalah mengikuti adat istiadat mereka,
bidang seni, seperti seni lukis dan seni pahat (patung berhala), baik di
dinding-dinding, pabrik-pabrik atau rumah-rumah."
Kalau
kita pahami kondisi umat Islam saat ini sesuai dengan pernyataan Ibnu khaldun.
Padahal jelas bahwa tujuan hidup kita hanya untuk meraih ridlo Allah, so apa
yang kita lakukan haruslah sesuai dengan aturan-aturan Allah.
Nah..
mulai sekarang hentikan budaya mengekor Barat. Tunjukkan kalau kita sebagai
generasi muslim yang mewarisi risalah Islam yang dulu pernah menjadi 'the best
generation' …'the best ummah'. So menjadi generasi 'bebek'…? Enggak lah
yauw…!!!
0 komentar:
Post a Comment
"Komentar anda sangat bermanfaat untuk perkembangan blog ini. Jangan lupa adab berkomentar, dan jangan buang waktu untuk spam. Terima Kasih!!!."