Setiap muslim
yang sejati, pasti ingin menunaikan ibadah haji yang merupakan salah satu dari
rukun Islam yang lima .
Namun, belum semua muslim bisa menunaikan ibadah tersebut, baik karena faktor
waktu, biaya maupun fisik dan kendala-kendala lainnya.
Secara harfiyah,
haji artinya membuat keputusan untuk mengunjungi tempat yang suci. Disebut
demikian karena, seorang muslim memang harus membuat dan mengambil keputusan
untuk mengunjungi Makkah sebagai tanah suci guna menunaikan ibadah haji, rukun
Islam yang kelima.
HUKUM DAN KEDUDUKAN
Dari pengertian
di atas, maka kita bisa mengambil kesimpulan tentang hukum menunaikan haji,
yakni wajib apabila seorang muslim telah memiliki kemampuan, baik kemampuan
fisik, mental maupun material. Namun kewajiban haji hanyalah sekali saja dalam
kehidupan seorang muslim, sedang pelaksanaan haji yang kedua dan seterusnya
termasuk sunat. Dalam satu hadits diriwayatkan bahwa Rasulullah Saw berpidato
dengan menyatakan:
"Hai manusia!
Allah telah mewajibkan haji atasmu, maka tunaikanlah". Seorang sahabat
bertanya: "Apakah setiap tahun ya Rasulullah?". Nabi diam, hingga
orang itu mengajukan pertanyaannya tiga kali. Kemudian Nabi bersabda:
"Andaikan saya katakan "ya", maka akan menjadi wajib, sedang
kamu tak akan sanggup memenuhinya" (HR. Bukhari dan Muslim).
Meskipun kewajiban haji hanya sekali dalam seumur hidup, namun
menunaikannya harus dilakukan sesegera mungkin apabila kemampuan sudah
dimiliki, Rasulullah Saw bersabda:
Barangsiapa hendak menunaikan
haji, hendaklah dilakukannya dengan segera, karena mungkin diantara kamu ada
yang sakit, hilang kendaraannya atau ada keperluan lainnya (HR. Ahmad, Baihaqi,
Thahawi dan Ibnu Majah).
Ibadah Haji itu sendiri memiliki kedudukan yang amat mulia di sisi Allah
Swt, karena itu ibadah ini seringkali disebut dengan puncak pengalaman rohani. Disebut demikian karena ibadah-ibadah lain terangkum
dalam ibadah haji. Shalat ada dalam haji, nilai puasa terdapat dalam haji,
berkorban juga demikian dan begitulah seterusnya.
KEUTAMAAN HAJI
Ibadah haji adalah ibadah yang memiliki keutamaan yang sangat besar dalam
pandangan Allah dan Rasul-Nya. Di dalam Al-Qur'an maupun hadits-hadits,
dikemukakan tentang sejumlah keutamaan dari ibadah haji itu.
1. Amal Yang
Paling Utama.
Dalam
banyak hadits, Rasulullah Saw menyebutkan tentang amal-amal yang utama, salah
satunya adalah menunaikan ibadah haji. Dalam satu hadits, dikisahkan:
Rasulullah Saw ditanya tentang amal yang paling utama. Maka ujarnya:
"Beriman kepada Allah dan Rasul-Nya". Orang itu bertanya lagi:
"Kemudian apa?". Rasul Menjawab: "Berjihad di jalan Allah".
Orang itupun bertanya lagi: "Kemudian apa lagi?". Jawab Nabi:
"Haji yang mabrur" (HR dari Abu Hurairah ra).
2.
Bagian Dari Jihad Di
Jalan Allah.
Haji juga disebut oleh Rasulullah
Saw sebagai ibadah yang derajatnya sama dengan jihad fi sabilillah, karenanya
apabila seseorang -terutama orang tua, orang yang lemah dan wanita- mati
sewaktu menunaikan ibadah haji, bisa saja digolongkan matinya itu seperti mati
syahid. Dalam satu hadits dijelaskan:
Bahwa seorang laki-laki datang kepada Nabi Saw, katanya: Saya ini penakut
dan saya ini lemah. Ujar Nabi: Ayolah berjihad yang tidak ada kesulitannya,
yaitu menunaikan haji (HR. Thabrani dari Husein bin Ali).
Dalam hadits yang lain, Rasulullah
Saw bersabda:
Jihad orang yang tua, lemah dan wanita ialah menunaikan haji (HR. Nasa'i).
Oleh karena itu mengeluarkan dana
untuk menunaikan ibadah haji juga termasuk mengeluarkan dana untuk perang di
jalan Allah sebagaimana terdapat dalam hadits Nabi Saw:
Mengeluarkan biaya untuk keperluan haji sama dengan mengeluarkannya untuk
perang di jalan Allah: satu dirham menjadi tujuh ratus kali lipat (HR. Ahmad, Thabrani dan Baihaqi).
3. Dapat
Menghapuskan Dosa
Setiap
orang yang berdosa tentu ingin agar dosa-dosanya terhapus atau diampuni Allah
Swt, ibadah haji merupakan ibadah yang dapat menghapuskan dosa-dosa orang yang
melaksanakannya, bahkan bisa seperti bayi yang baru dilahirkan, yakni dalam
keadaan tidak punya dosa, Rasulullah Saw bersabda:
Barangsiapa
mengerjakan haji dan ia tidak bercampur pada waktu terlarang serta tidak
berbuat maksiat, maka ia akan kembali seperti saat dilahirkan ibunya (HR.
Bukhari dan Muslim).
4. Menjadi
Duta-Duta Allah
Salah
satu bentuk kemuliaan jamaah haji adalah disebut sebagai duta-duta Allah
sehingga hubungannya kepada Allah menjadi sangat dekat, karena itu manakala
seorang jamaah haji berdo’a, apalagi berdo’a nya di tempat-tempat yang
mustajabah, maka insya Allah akan dikabulkan, Rasulullah Saw bersabda:
Orang yang mengerjakan haji dan umrah merupakan duta-duta Allah. Maka jika
mereka memohon kepada-Nya, pastilah dikabulkan-Nya dan jika mereka meminta
ampun, pastilah diampuni-Nya (HR. Nasa'i dan Ibnu Majah).
5. Memperoleh
Balasan Syurga
Bisa masuk ke
dalam syurga merupakan dambaan setiap muslim. Karena Allah telah menyebutkan
jamaah haji sebagai duta Allah dan memperoleh ampunan, maka kepada orang yang
sudah menunaikan haji dengan baik akan dianugerahi oleh Allah syurga-Nya yang
penuh dengan kenikmatan, Rasul Saw bersabda:
Umrah kepada umrah menghapuskan dosa yang terdapat diantara keduanya,
sedang haji yang mabrur tidak ada ganjarannya selain syurga (HR. Bukhari dan
Muslim).
MOTIVASI MENUNAIKAN
HAJI
Karena ibadah haji merupakan kewajiban yang harus dilaksanakan sekali saja
dalam hidup ini, maka setiap muslim harus menunaikan dengan sebaik-baiknya.
Untuk itu, sangat diperlukan motivasi yang lurus dan benar. Motivasi ibadah
haji sebagaimana ibadah-ibadah lainnya dalam Islam adalah ikhlas karena Allah
dan dalam rangka memperoleh ridha-Nya.
Apabila keikhlasan sudah tertanam kedalam jiwa calon haji, maka meskipun
pelaksanaannya berat dan memerlukan pengorbanan harta, tenaga, waktu, perasaan
bahkan nyawa sekalipun, seorang muslim akan dengan terasa ringan dalam melaksanakannya
dengan sebaik-baiknya. Namun tanpa keikhlasan, jangankan ibadah yang berat
seperti tawaf yang berdesakan, wuquf yang panas, melontar yang penuh resiko dan
sebagainya, ibadah yang ringanpun sangat terasa berat untuk bisa
dilaksanakannya. Keharusan kita berlaku ikhlas dalam motivasi beribadah
difirmankan Allah yang artinya: Padahal
mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan
kepadanya dalam (menjalankan) agama dengan lurus, dan supaya mereka mendirikan
shalat, menunaikan zakat dan yang demikian itulah agama yang lurus (QS 98:5).
Keikhlasan ini harus dijaga dan dipelihara tidak hanya pada waktu sebelum
menunaikan atau saat menunaikan haji, tapi juga sesudah menunaikan haji, hal
ini karena sudah menjadi kebiasaan di masyarakat kita kalau seorang haji
menggunakan gelar haji dan dipanggil dengan gelarnya itu, maka kalau kita tidak
dipanggil dengan gelar haji, kita merasa tidak masalah, tidak tersinggung,
tidak kesal dan sebagainya hanya karena tidak dipanggil Pak Haji atau Bu Haji.
Dengan demikian menjadi jelas bagi kita bahwa sebesar apapun pengorbanan
yang kita lakukan, menunaikan ibadah haji membuat kita tidak melakukan sesuatu
yang amat mulia dan memberi keberuntungan, tidak hanya di akhirat, tapi juga di
dunia ini.
0 komentar:
Post a Comment
"Komentar anda sangat bermanfaat untuk perkembangan blog ini. Jangan lupa adab berkomentar, dan jangan buang waktu untuk spam. Terima Kasih!!!."