1.
IHRAM
Ihram yakni, pakaian yang terdiri dari
hanya selembar kain, tanpa sepatu dan tutup kepala, pakaian ini seperti pakaian
pengemis yang menjadi simbol dari peminta-minta, pengemis tidak pantas
menggunakan pakaian yang menggambarkan kehebatan manusia dari sisi duniawi.
Karena itu, pada diri seorang jamaah jahi, tidak boleh leakt tubuhnya simbol
kesombingan dan pada saat menunaikan haji itu, manusia tidak boleh memiliki
kesibukan lain kecuali kesibukan dalam rangka mencari perhatian dari Allah Swt.
Dihadapan Allah, semua manusia sama, kecuali ketaqwaannya, sementara pakaian
seringkali bisa menjadi simbol perbedaan dan menggambarkan status sosial dan
pengaruh kejiwaan. Ini berarti, seorang haji harus menanggalkan segala macam
perbedaan, keangkuhan dan status sosial dalam berinteraksi dengan kebenaran
yang datang dari Allah Swt. Karena itu sebagai seorang muslim kita tidak boleh
mengukur kebenaran dari jabatan status sosial, harta dan sebagainya.
Ihrom dalam simbol persamaan derajat
manusia dalam menghadap Allah Swt dan pakaian seperti itulah yang akan
dikenakan setiap muslim dalam menghadap Allah sesudah kematiannya, dan itu pula
sebabnya mengapa ibadah haji disebut juga dengan latihan untuk mati atau
kembali kepada Allah, karena itu seorang haji semestinya telah memilki kesiapan
yang lebih baik dalam bentuk amal shaleh yang banyak untuk menghadapi kematian,
kapanpun, dimanapun dalam kondisi keadaanpun juga. Allah berfirman : Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan
Tuhannya, maka hendaklah ia beramal shaleh dan janganlah ia mempersekutukan
seorangpun dalam beribadah kepada Tuhannya (QS. 18:110).
2. KA’BAH
DAN TA’WAF
Ka’bah adalah simbol dari adanya Allah,
karena itu shalat yang dilakukan setiap muslim harus menghadap kiblat, yakni
menghadap ka’bah dan bukan menyembah ka’bah. Ini berarti seorang muslim yang
telah menunaikan ibadah haji semakin yakin akan adanya Allah yang keyakinan itu
bantinya diwujudkan dalam bentuk semakin tunduk dan patuh kepada Allah Swt dan
Rasul-Nya dan tidak berani menyimpang dari jalan-Nya.
Sementara tawaf atau mengililingi
ka’bah memberikan gambaran kepada kita bahwa manusia dipersilakan bahwa
diperintah untuk berkativitas dalam hidupnya, termasuk aktivitas mencari
nafkah, namun sebagai muslim kita tidak akan keluar dari lingkaran atau garis
yang ditentukan Allah. Bagi seorang yang telah menunaikan, semakin besar
tekannya untuk tidak menghalalkan segala cara dalam mencapai keuntungan yang
sifatnya duniawi. Karena apapun yang hendak diperoleh, pada dasarnya hanyalah
batu loncatan untuk mendapatkan keuntungan ukhrawi, Allah berfirman : Dan carilah apa yang telah dianugerahkan
Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat dan janganlah kamu melupakan
kebahagiaanmu dari (kenikmatan duniawi (QS. 28:77).
3.
SA’I
Sa’i yang secara harfiyah artinya
usaha, ini berarti manusia harus berusaha dalam menjalani kehidupannya. Siti
Hajar yang berlari dari Shafa ke Marwa merupakan usaha untuk mendapatkan air
yang merupakan salah satu kebutuhan utama manusia. Karena itu orang yang sudah
menunaikan ibadah haji semestinya tetap rajin bahkan lebih rajin dalam usaha,
bukan malah diam dan berpangku tangan. Adapun Shafa artinya kesucian dan
ketegaran, sedangkan Marwa artinya ideal. Ini berarti. Seorang haji dalam usaha
meraih kenikmatan duniawi harus dengan jiwa yang tegar dan menjaga kesucian
sehingga tidak menghalalkan segala cara agar idealisme yang dianutnya tetap
terjaga.
4.
WUKUF
Istilah ini tidk bisa dipisahkan dari
ibadah haji adalah Wukuf di Arafah yang artinya berdiam diri di Padang Arafah.
Arafah itu sendiri artinya pengenalan. Maka seorang haji, ketika wukuf di
Arafah diharapkan dia lebih menganl kepada Allah Swt dengan segala
kekuasaan-Nya dan mengenal jati dirinya, dari mana, mau apa, harus bagaimana
dan mau kemana yang dari sini setiap jamaah haji harus melakukan instropeksi
diri atau muhasabah, lalu menyadari kesalahan dirinya, bertaubat dan bertekad
untuk menjalankan kehidupan yang lebih Islami lagi.
Para jamaah haji juga seharusnya dapat
membayangkan bagaimana keadaan di Padang Mahsyar nanti, karena berkumpulnya
jamaah haji di Arafah juga sebagai simbol dari padang Mahsyar kelak disitu manusia menunggu
keputusan Allah Swt apakah akan dimasukkan ke Syurga atau Neraka.
5.
MELONTAR
Yang merupakan istilah penting dalam
ibadah haji adalah melontar yang dismbolkan sebagai perlawanan terhadap
syaitan. Karena itu, seorang haji semestinya menjadi manusia yang tidak mau
tunduk pada syaitan dengan segala ajakan, godaan dan rayuannya, bahkan syaitan
selalu dijadikan sebagai musuh yang paling berbahaya, Allah berfirman : Hai
orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara keseluruhannya,
dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan, sesungguhnya syaitan itu
musuh yang nyata bagimu (QS. 2:208).
6.
TAHALUL
Tahalul artinya halal. Bagi jamaah
haji, setelah tahalul dengan menggunting atau mencukur rambut, berarti apa-apa
yang semula tidak diperbolehkan untuk dilakukan, sekarang menjadi boleh, ini
berarti, seorang haji hanya malakukan hal-hal yang dibolehkan oleh Allah dan
Rasul-Nya, hal-hal yang diharamkan, baik itu yang menyenangkan atau
menguntungkan, maka dia tidak akan melakukannya.
Dengan demikian, setelah seorang muslim menunaikan
ibadah haji, dia mata dituntut membuktikan kemabruran hajinya itu dengan sikap
dan perilaku yang sesuai dengan ajaran Islam sebagaimana yang dicontohkan oleh
Rasulullah Saw.
0 komentar:
Post a Comment
"Komentar anda sangat bermanfaat untuk perkembangan blog ini. Jangan lupa adab berkomentar, dan jangan buang waktu untuk spam. Terima Kasih!!!."