BEBERAPA KESALAHAN
YANG DILAKUKAN OLEH SEBAGIAN JAMAAH HAJI
Oleh
Kumpulan
Ulama
Bagian
Pertama dari Dua Tulisan [1/2]
Pertama : Beberapa
Kesalahan Dalam Ihram
Melewati
miqat dari tempatnya tanpa berihram dari miqat tersebut, sehingga sampai di Jeddah
atau tempat lain di daerah miqat, kemudian melakukan ihram dari tempat itu. Hal
ini menyalahi perintah Rasul Shallallahu 'alaihi wa sallam yang mengharuskan
setiap jama'ah haji agar berihram dari miqat yang dilaluinya.
Maka
bagi yang melakukan hal tersebut, agar kembali ke miqat yang dilaluinya tadi,
dan berihram dari miqat itu kalau memang memungkinkan. Jika tidak mungkin, maka
ia wajib membayar fidyah dengan menyembelih binatang kurban di Mekkah dan
memberikan keseluruhannya kepada orang-orang fakir. Ketentuan tersebut berlaku
bagi yang datang lewat udara, darat maupun laut.
Jika
tidak melintasi salah satu dari kelima miqat yang sudah maklum itu, maka ia
dapat berihram dari tempat yang sejajar dengan miqat pertama yang dilaluinya.
Keuda : Beberapa
Kesalahan Dalam Tawaf
- Memulai
tawaf sebelum Hajar Aswad, sedang yang wajib haruslah dimulai dari Hajar
Aswad.
- Tawaf
didalam Hijr Ismail. Karena yang demikian itu berarti ia tidak
mengelilingi seluruh Ka'bah, tapi hanya sebagiannya saja, karena Hijir
Ismail itu termasuk Ka'bah. Maka dengan demikian Tawafnya tidak sah
(batal).
- Ramal
(berjalan cepat) pada seluruh putaran yang tujuh. Padahal ramal itu hanya
dilakukan pada tiga putaran pertama, dan itupun tertentu dalam tawaf Qudum
saja.
- Berdesak-desakan
untuk dapat mencium Hajar Aswad, dan kadang-kadang sampai pukul-memukul
dan saling mencaci-maki. Hal itu tidak boleh, karena dapat menyakiti
sesama muslim disamping memaki dan memukul antar sesama muslim itu
dilarang kecuali dengan jalan yang dibenarkan oleh Agama. Tidak mencium
Hajar Aswad sebenarnya tidak membatalkan Tawaf, bahkan Tawafnya tetap
dinilai sah sekalipun tidak menciumnya. Maka cukuplah dengan berisyarat
(mengacungkan tangan) dan bertakbir disaat berada sejajar dengan Hajar
Aswad, walaupun dari jauh.
- Mengusap-ngusap
Hajar Aswad dengan maksud untuk mendapatkan barakah dari batu itu. Hal ini
adalah bid'ah, tidak mempunyai dasar sama sekali dalam syari'at Islam.
Sedang menurut tuntunan Rasulullah cukup dengan menjamah dan menciumnya
saja, itupun kalau memungkinkan.
- Menjamah
seluruh pojok Ka'bah, bahkan kadang-kadang menjamah dan mengusap-ngusap
seluruh dindingnya. Padahal Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam tidak
pernah menjamah bagian-bagian Ka'bah kecuali Hajar Aswad dan Rukun Yamani
saja.
- Menentukan
do'a khusus untuk setiap putaran dalam tawaf. Karena hal itu tidak pernah
dilakukan oleh Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam. Adapun yang beliau
lakukan setiap melewati Hajar Aswad adalah bertakbir dan pada setiap akhir
putaran antara Hajar Aswad dan rukun Yamani beliau membaca :" Rabbanaa
aatinaa fi-d-dunyaa hasanah wa fil akhirati hasanah wa qinaa 'adzaa
ba-n-naar" Artinya : Wahai Tuhan kami, berilah kebaikan di dunia
dan kebaikan di akhirat, dan lindungilah kami dari siksaan api neraka".
- Mengeraskan
suara pada waktu Tawaf sebagaimana dilakukan oleh sebagian jama'ah atau
para Mutawwif, yang dapat mengganggu orang lain yang juga melekukan tawaf.
- Berdesak-desakan
untuk melakukan shalat di dekat Maqam Ibrahim. Hal ini menyalahi sunnah, disamping
mengganggu orang-orang yang sedang Tawaf. Maka cukup melakukan shalat dua
raka'at Tawaf itu di tempat lain didalam Masjid Haram
Ketiga : Beberapa
Kesalahan Dalam Sa'i.
1. Ada
sebagian jama'ah haji, ketika naik ke atas Safa dan Marwah, mereka menghadap
Ka'bah dan mengangkat tangan ke arahnya sewaktu membaca takbir, seolah-olah
mereka bertakbir untuk shalat. Hal ini keliru, karena Nabi Shallallahu 'alaihi
wa sallam mengangkat kedua telapak tangan beliau yang mulia hanyalah di saat
berdo'a. Di bukit itu, cukuplah membaca tahmid dan takbir serta berdo'a kepada
Allah sesuka hati sambil menghadap Kiblat. Dan lebih utama lagi membaca dzikir
yang dilakukan oleh Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, saat beliau di bukit
Safa dan marwah.
2. Berjalan cepat pada waktu Sa'i
antara Safa dan Marwah pada seluruh putaran. Padahal menurut sunnah Rasul,
berjalan cepat itu hanyalah dilakukan antara kedua tanda hijau saja, adapaun
yang lain cukup dengan berjalan biasa.
Keempat : Beberapa
Kesalahan di Arafah
1. Ada sebagian jama'ah haji yang
berhenti di luar batas Arafah dan tetap tinggal di tempat tersebut hingga
terbenam matahari. Kemudian mereka berangkat ke Muzdalifah tanpa berwuquf di
Arafah. Ini suatu kesalahan besar, yang mengakibatkan mereka tidak mendapatkan
arti haji. Karena sesungguhnya haji itu ialah wuquf di Arafah, untuk itu mereka
wajib berada di dalam batas Arafah, bukan diluarnya. Maka hendaklah mereka
selalu memperhatikan hal wuquf ini dan berusaha untuk berada dalam batas
Arafah. Jika mendapatkan kesulitan, hendaklah mereka memasuki Arafah sebelum
terbenam matahari, dan terus menetap disana hingga terbenam matahari. Dan cukup
bagi mereka masuk Arafah di waktu malam khususnya pada malam hari raya kurban.
2. Ada sebagian mereka yang pergi
meninggalkan Arafah sebelum terbenam matahari. Ini tidak boleh, karena
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, melakukan wuquf di Arafah sampai
matahari terbenam dengan sempurna.
3. Berdesak-desakan untuk dapat naik
ke atas gunung Arafah dan sampai ke puncaknya, yang dapat menimbulkan banyak
mudarat. Sedangkan seluruh padang Arafah adalah tempat berwuquf, dan naik ke
atas gunung Arafah tidak disyari'atkan, begitu juga shalat di tempat itu.
4. Ada sebagian jama'ah haji yang
menghadap ke arah gunung Arafah ketika berdo'a. Sedang menurut sunnah, adalah
menghadap Kiblat.
5. Ada sebagian jama'ah haji
membikin gundukan pasir dan batu kerikil pada hari Arafah di tempat-tempat
tertentu. Ini suatu perbuatan yang tidak ada dasarnya sama sekali dalam
syari'at Allah.
Kelima : Beberapa
Kesalahan di Muzdalifah
Sebagian
jama'ah haji, di saat pertama tiba di Muzdalifah, sibuk dengan memungut batu
kerikil sebelum melaksanakan shalat Maghrib dan Isya dan mereka berkeyakinan
bahwa batu-batu kerikil pelempar Jamrah itu harus diambil dari Muzdalifah.
Yang
benar, adalah dibolehkannya mengambil batu-batu itu dari seluruh tempat di
Tanah Haram. Sebab keterangan yang benar dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa
sallam, bahwasanya beliau tak pernah menyuruh agar dipungutkan untuk beliau
batu-batu pelempar Jamrah Aqabah itu dari Muzdalifah. Hanya saja beliau pernah
dipungutkan untuknya batu-batu itu diwaktu pagi ketika meninggalkan Muzdalifah
setelah masuk Mina
Ada
pula sebagian mereka yang mencuci batu-batu itu dengan air, padahal inipun
tidak disyari'atkan.
Disalin
dari buku Petunjuk Jama'ah Haji dan Umrah serta Penziarah Masjid Rasulu
Shallallahu 'alaihi wa sallam, Pengarang Kumpulan Ulama, hal 31-37, diterbitkan
dan diedarkan oleh Departement Agama dan Waqaf Dakwah dan Bimbingan Islam,
Suadi Arabia
BEBERAPA KESALAHAN
YANG DILAKUKAN OLEH SEBAGIAN JAMAAH HAJI
Oleh
Kumpulan
Ulama
Bagian
Terakhir dari Dua Tulisan [2/2]
Keenam : Beberapa
Kesalahan Ketika Melempar Jamrah
- Ketika
melempar Jamrah, ada sebagian jama'ah haji yang beranggapan, bahwa mereka
itu adalah melempar syaithan. Mereka melemparnya dengan penuh kemarahan
disertai dengan caci maki terhadapnya. Padahal melempar Jamrah itu
hanyalah semata-mata disyari'atkan untuk melaksanakan dzikir kepada Allah.
- Sebagian
mereka melempar Jamrah dengan batu besar, atau dengan sepatu, atau dengan
kayu. Perbuatan ini adalah berlebih-lebihan dalam masalah agama, yang
dilarang oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam. Yang disyariatkan
dalam melemparnya hanyalah dengan batu-batu kecil sebesar kotoran kambing.
- Berdesak-desakan
dan pukul-memukul didekat tempat-tempat Jamrah untuk dapat melempar.
Sedang yang disyari'atkan adalah agar melempar dengan tenang dan
hati-hati, dan berusaha semampu mungkin tanpa menyakiti orang lain.
- Melemparkan
batu-batu tersebut seluruhnya sekaligus. Yang demikian itu hanya dihitung
satu batu saja, menurut pendapat para Ulama. Dan yang disyariatkan, adalah
melemparkan batu satu persatu sambil bertakbir pada setiap lemparan.
- Mewakilkan
untuk melempar, sedangkan ia sendiri mampu, karena menghindari kesulitan
dan desak-desakan. Padahal mewakilkan untuk melempar itu hanya dibolehkan
jika ia sendiri tidak mampu, karena sakit atau semacamnya.
Ketujuh : Beberapa
Kesalahan Dalam Tawaf Wada'.
- Sebagian
jamaah haji meninggalkan Mina pada hari Nafar (tgl. 12 atau 13
Dzu-l-Hijjah) sebelum melempar Jamrah, dan langsung melakukan Tawaf Wada',
kemudian kembali ke Mina untuk melempar Jamrah. Setelah itu, mereka
langsung pergi dari sana menuju negara masing-masing ; dengan demikian
akhir perjumpaan mereka adalah dengan tempat-tempat Jamrah, bukan dengan
Baitullah. Padahal Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda : "Artinya
: Janganlah sekali-kali seseorang meninggalkan Mekkah, sebelum mengakhiri
perjumpaannya (dengan melakukan Tawaf) di Baitullah". Maka dari
itu, Tawaf Wada wajib dilakukan setelah selesai dari seluruh amalan haji,
dan langsung beberapa saat sebelum bertolak. Setelah melakukan Tawaf Wada'
hendaknya jangan menetap di Mekkah, kecuali untuk sedikit keperluan.
- Seusai
melakukan Tawaf Wada', sebagian mereka keluar dari Masjid dengan berjalan
mundur sambil menghadapkan muka ke Ka'bah, karena mereka mengira bahwa
yang sedemikian itu adalah merupakan penghormatan terhadap Ka'bah.
Perbuatan ini adalah bid'ah, tidak ada dasarnya sama sekali dalam agama.
3.
Saat sampai di pintu Masjid Haram, setelah melakuan Tawaf Wada', ada
sebagian mereka yang berpaling ke Ka'bah dan mengucapkan berbagai do'a
seakan-akan mereka mengucapkan selamat tinggal kepada Ka'bah. Ini pun bid'ah, tidak
disyari'atkan.
Kedelapan : Beberapa
Kesalahan Ketika Ziarah ke Masjid Nabawi
- Mengusap-ngusap
dinding dan tiang-tiang besi ketika menziarahi kubur Rasulullah
Shallallahu 'alaihi wa sallam, dan mengikatkan benang-benang atau
semacamnya pada jendela-jendela untuk mendapatkan berkah. Sedangkan
keberkahan hanyalah terdapat dalam hal-hal yang disyari'atkan oleh Allah
dan Rasul-Nya Shallallahu 'alaihi wa sallam, bukan dalam bid'ah.
- Pergi
ke gua-gua di Gunung Uhud, begitu juga ke Gua Hira dan Gua Tsur di Mekkah,
dan mengikatkan potongan-potongan kain di tempat tempat itu, disamping
membaca berbagai do'a yang tidak diperkenankan oleh Allah, serta bersusah
payah untuk melakukan hal-hal tersebut. Kesemuanya ini adalah bid'ah,
tidak ada dasarnya sama sekali dalam Syari'at Islam yang suci ini.
- Menziarahi
beberapa tempat yang dianggapnya sebagai tanda peninggalan Rasulullah
Shallallahu alaihi wa sallam, seperti tempat mendekamnya unta Rasulullah
Shallallahu 'alaihi wa sallam, sumur khatam mupun sumur Usman, dan
mengambil pasir dari tempat-tempat ini dengan mengharapkan barakah.
- Memohon
kepada orang-orang yang telah mati ketika berziarah ke pekuburan Baqi' dan
Syhadah Uhud, serta melemparkan uang ke pekuburan itu demi mendekatkan
diri dan mengharapkan barakah dari penghuninya. Ini adalah termasuk
kesalahan besar, bahkan termasuk perbuatan syirik yang terbesar, menurut
pendapat para Ulama, berdasarkan Kitabullah dan Sunnah Rasulullah
Shallallahu 'alaihi wa sallam. Karena sesungguhnya ibadah itu hanyalah
ditujukan kepada Allah semata, tidak boleh sama sekali mengalihkan tujuan
ibadah selain kepada Allah, seperti dalam berdo'a, menyembelih kurban,
bernadzar dan jenis ibadah lainnya, karena firman Allah :
"Artinya
: Padahal mereka tidak diperintahkan kecuali supaya menyembah Allah dengan
memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama".
Dan
firman-Nya :
"Artinya
: Dan sesungguhnya masjid-masjid itu adalah milik Allah. Maka janganlah kamu
menyembah seseorangpun disamping menyembah Allah".
Kita
memohon kepada Allah, semoga Ia memperbaiki keadaan ummat Islam ini dan memberi
mereka kefahaman dalam agama serta melindungi kita dan seluruh ummat Islam dari
fitnah-fitnah yang menyesatkan. Sesungguhnya Ia Maha Mendengar dan Mengabulkan
do'a hamba-Nya.
Disalin
dari buku Petunjuk Jama'ah Haji dan Umrah serta Penziarah Masjid Rasul
Shallallahu 'alaihi wa sallam, pengarang Kumpulan Ulama, hal 37-41. Diterbitkan
dan diedarkan oleh Department Agama, Waqaf, Dakwah dan Bimbingan Islam, Saudi
Arabia
0 komentar:
Post a Comment
"Komentar anda sangat bermanfaat untuk perkembangan blog ini. Jangan lupa adab berkomentar, dan jangan buang waktu untuk spam. Terima Kasih!!!."