Asram dan Aminah, pasangan suami-istri, tak lengkap kebahagiaannya tinggal bersama enam putra-putrinya. Sejak tiga tahun terakhir, keluarga itu bertambah anggota keluarga, yakni seekor buaya. Buaya yang dulunya diberi nama Becce memiliki panjang sekitar 7 meter dengan bobot kurang-lebih 70 kilogram.
Becce diyakini sebagai kembaran dari putranya, Kamaruddin, 11 tahun, murid kelas IV Sekolah Dasar Negeri 37 Parepare. Asram membuatkan kolam khusus dari kayu di atas rumah panggungnya. “Dulunya diberi nama Becce, tapi dia menolak. Dan melalui orang kerasukan, dia mengatakan namanya adalah Puang Nene," kata Aminah, yang tinggal di Jalan Liuboloe, Dusun Wekkae, Kecamatan Limpoe, Kecamatan Bacukiki, Kota Parepare, Selasa 22 November 2011.
Aminah mengaku, biaya sehari-hari untuk Puang Nene mencapai Rp 40 ribu untuk makan. Adapun air yang ada di kolam buatan itu diganti dua hari sekali. "Makanan Puang Nene adalah udang, ikan, dan ayam."
Dia mengatakan buaya itu pernah dilepas lagi ke sungai pada Juli tahun lalu. Namun reptil ini kembali dan hampir dibunuh warga yang menemukannya di jala di Kelurahan Bumi Harapan. "Saat itu buaya ini mengeluarkan air mata, dan salah seorang tokoh masyarakat ada yang mengenalinya, sehingga mengurungkan niat untuk membunuh."
Ia menceritakan, sehari-harinya, binatang ini berkeliling di atas rumah dan jika hendak buang air besar, pergi ke belakang rumah di tempat yang disediakan secara khusus. Begitu juga saat hendak tidur, buaya itu naik ke ranjang yang ada di sebelah kolamnya. "Kadang ia tidur dengan Kamaruddin, kembarannya."
Sejak tersiar berita mengenai buaya ini, pengunjung datang dari berbagai daerah di Indonesia. Bahkan beberapa orang dari mancanegara datang untuk membuktikan cerita yang tersiar. "Ada pengunjung dari Bandung yang datang dan mengklaim bahwa buaya ini adalah miliknya. Namun ciri-ciri yang disebutkan berbeda sehingga ia tidak jadi mengambilnya."
Efendi, salah seorang pengunjung, mengaku heran dengan kehidupan manusia dengan binatang buas itu. Menurut dia, aneh binatang pemangsa ini memiliki hubungan emosional dengan pemiliknya, sehingga tidak terjadi hal-hal yang dikhawatirkan. “Ini betul-betul aneh."
Hartang, tetangga Aminah, mengaku tidak takut dengan kehadiran buaya tersebut. Bahkan ia kerap memberikan makanan kepada buaya itu. Ia juga meyakini bahwa buaya tersebut adalah kembaran Kamaruddin dan neneknya yang disebut Puang Nene. Hartang pun tidak khawatir buaya itu akan mencederai orang lain.
0 komentar:
Post a Comment
"Komentar anda sangat bermanfaat untuk perkembangan blog ini. Jangan lupa adab berkomentar, dan jangan buang waktu untuk spam. Terima Kasih!!!."