Judul Buku : Epistemologi Tafsir Kontemporer
Penulis : Abdul Mustaqim
Penerbit : LKiS, Yogyakarta
Cetakan : I, 2011
Tebal : 336 Halaman
Penulis : Abdul Mustaqim
Penerbit : LKiS, Yogyakarta
Cetakan : I, 2011
Tebal : 336 Halaman
Sejak Rasulullah SAW menerima wahyu, proses penafsiran terhadap Alquran tidak pernah berhenti. Hal ini terbukti dengan adanya variasi-variasi corak penafsiran yang ditawarkan baik oleh mufassir klasik maupun modern. Bahkan menurut ilmuan Alquran modern, aktivitas penafsiran akan terus berlanjut selama akal masih berfungsi dengan baik. Oleh karena itu, tidak heran jika Alquran yang satu menghasilkan beribu macam penafsiran dari masa ke masa.
Setiap zaman memiliki epistem keilmuan yang berbeda-beda. Perbedaan tersebut disebabkan oleh situasi dan kondisi yang dihadapi oleh seseorang dalam memahami sesuatu. Dalam setiap periode tertentu, aktivitas penafsiran pun mengalami perkembangan. Di era awal Islam, penafsiran Alquran masih sangat sederhana yakni dengan metode riwayah yang berupa keterangan yang disandarkan kepada Nabi. Pada abad pertengahan, penafsiran Alquran mulai melibatkan pengetahuan modern. Begitu seterusnya penafsiran berkembang hingga era kontemporer.
Buku serial disertasi yang ditulis oleh Abdul Mustaqim ini membahas perkembangan tafsir kontemporer. Dalam kajiannya ia mengangkat dua tokoh kontroversial yakni Muhammad Syahrur dan Fazlur Rahman. Keduanya sama-sama memiliki gagasan orisinal dan liberal. Kedua tokoh ini sangat unik karena berasal dari latar pendidikan yang berbeda. Rahman berangkat dari ilmu-ilmu sosial Barat, sedangkan Syahrur berangkat dari ilmu eksakta (fisika).
Model penafsiran yang diangkat oleh Rahman dan Syahrur tergolong baru. Keduanya menggagas tafsir yang bisa menjawab persoalan-persoalan kontemporer. Seperti permasalahan gender, poligami, dan yang lainnya. Rahman dan Syahrur menggunakan pendekatan hermeneutik yaitu menekankan adanya dialog antara penafsir, Alquran, dan konteks yang dihadapi.
Buku berjudul: Epistemologi Tafsir Kontemporer ini berusaha untuk mengungkap penafsiran era kontemporer. Di dalamnya terdapat pemetaan yang sangat rapi mengenai variasi-variasi tafsir mulai zaman Nabi hingga sekarang. Model penafsiran era kontemporer berbeda dengan penafsiran klasik. Penafsiran klasik biasanya menafsirkan Alquran satu per satu mulai dari awal hingga akhir. Sedangkan penafsiran kontemporer hanya menafsirkan sebagian ayat Alquran sesuai dengan isu-isu yang aktual dan faktual.
Keunikan dari buku ini adalah komparasi pemikiran kedua tokoh tersebut. Dengan membandingkan dua buah pemikiran, maka akan tampak sisi kelebihan dan kekurangannya. Penulis buku tidak hanya memaparkan teori-teori yang ditawarkan oleh Rahman dan Syahrur. Akan tetapi ia juga memaparkan kelebihan dan kelemahan masing-masing. Rahman misalkan mengenalkan teori penafsiran ganda, yakni penafsiran yang melihat konteks masa lalu dan masa sekarang. Sedangkan Syahrur hanya mementingkan konteks masa sekarang. Jika dibandingkan, Rahman lebih menghargai terhadap khazanah pemikiran ulama terdahulu dari pada Syahrur.
Pemikiran Rahman dan Syahrur ini menuai banyak kritikan dari para ulama. Mereka dituduh sebagai antek Barat dan zionisme bahkan diancam untuk dibunuh. Namun, tuduhan-tuduhan tersebut kebanyakan bersifat politis tanpa melihat pemikiran keduanya secara mendalam. Penulis buku ini mencoba mengkritik pemikiran keduanya dengan argumen-argumen ilmiyah yang ia ajukan.
Komentar-komentar kritis semakin membuat buku ini bermutu. Analisisnya terhadap pemikiran kedua tokoh tersebut sangat tajam. Teori-teori Barat juga digunakan dalam menganalisis pemikiran Rahman dan Syahrur. Misalkan saja ketika Rahman mengklaim bahwa teori-teori yang ditawarkannya akan menghasilkan penafsiran yang objektif, penulis buku berpendapat bahwa sangat sulit untuk meninggalkan subjektivitas penafsiran. Sebab, seorang penafsir sebelum menafsirkan Alquran, sudah memiliki kecenderungan-kecenderungan tertentu, seperti latar belakang pendidikan, lingkungan hidup, serta ideologi-ideologi tertentu. Oleh karena itu, penulis buku menyarankan agar setiap produk penafsiran haruslah dikomonikasikan dengan pihak lain sehingga bersifat intersubjektif.
Buku buah tangan dari seorang doktor di bidang tafsir ini mengajak para pembacanya untuk bersikap kritis terhadap semua hasil penafsiran. Bahasanya ringan dan lugas. Dengan membaca buku ini, anda akan faham mengenai dinamika penafsiran mulai dari yang paling sederhana hingga yang paling rumit sekalipun. Jika anda pecinta studi al-Quran, maka buku ini sangat tepat untuk dibaca oleh masyarakat, khusunya Insan Akademik yang konsen di bidang Ilmu tafsir.
0 komentar:
Post a Comment
"Komentar anda sangat bermanfaat untuk perkembangan blog ini. Jangan lupa adab berkomentar, dan jangan buang waktu untuk spam. Terima Kasih!!!."